Dari sisi nilai tukar, diprediksi tahun 2018 akan mengalami perubahan dari tahun sebelumnya yakni Rp 13.400. Hal tersebut tidak jauh berbeda dengan suku bunga yang sama sekali tidak mengalami perubahan yakni berada di angka 5,2%.
"Pertumbuhan tersebut tentunya akan berdampak pada sektor properti yang memiliki peranan penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia. Hal ini tentunya akan meningkatkan tingkat pasokan dan permintaan sektor properti," jelasnya.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT SMF Ananta Wiyogo mengatakan keputusannya untuk ikut serta dalam membantu penyaluran pinjaman pada pembiayaan perumahan adalah bertujuan untuk mengurangi beban subsidi pemerintah. Baik itu dalam FLPP, SSB maupun BUM.
KPR bersubsidi, yang selama ini subsidi pemerintah, FLPP masuk bagaimana mengurangi beban subsidi pemerintah di tiga program itu. Selama ini kita akan masuk baik ke program subsidi yang ada tiga misal FLPP, SSB sama BUM. SMF nanti masuk ke FLPP dan SSB juga. Rencananya begitu. Kita lebih fokus di FLPP dulu," jelasnya.
(Fakhri Rezy)