Tahun Depan, 611.500 Unit Rumah Akan Diberi Bantuan Pembiayaan

Giri Hartomo, Jurnalis
Rabu 20 Desember 2017 16:16 WIB
Ilustrasi (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berkomitmen untuk terus mendukung dalam penyediaan rumah bagi masyarakat khususnya Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Hal tersebut terlihat dari meningkatnya target penyaluran bantuan pembiayaan perumahan untuk kalangan MBR.

Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahaan Lana Winayanti mengatakan pada tahun 2018 mendatang pihaknya telah mengalokasikan pembiayaan perumahan sebanyak 611.500 unit. Jumlah tersebut meningkat hampir 300 unit rumah dibandingkan tahun sebelumnya.

 Baca juga: Pencairan APBNP 2017 Terlambat, Target Penyaluran Subsidi KPR Tak Tercapai

Adapun rinciannya adalah penyaluran bantuan pembiayaan perumahan dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebesar 42.000 unit, Subsidi Selisih Bunga (SSB) sebesar 225.000.

"Pada tahun 2018, (PUPR) telah mengalokasikan bantuan pembiayaan perumahan berupa FLPP sebesar 42.000 unit, SSB sebesar 225.000 unit dan BUM sebesar 344.500," ujarnya dalam acara Outlook pembiayaan perumahan Indonwaia tahun 2018 di Hotel Ambhara, Jakarta, Rabu (20/12/2017).

 Baca juga: Harga Kian Mahal, Program 1 Juta Rumah di 2017 Masih Jauh Panggang dari Api

Lebih lanjut Lana mengaku optimis dengan target tersebut. Pasalnya ada beberapa stimulus yang akan dilakukan pemerintah.

Salah satunya adalah turut serta Sarana Multigriya Financial (SMF) yang turut serta dalam penyaluran bantuan pembiayaan perumahan. Karena nantinya SMF akan memberikan dana sekira Rp 1 Triliun untuk mendukung penyaluran subsidi rumah baik FLPP, BUM, ataupun SSB.

 Baca juga: Setelah Jakarta, Konsep TOD Cocok Diterapkan di Kota Besar Lain

Di sisi lain, Lana juga berharap jika dana Dipa dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 bisa cair pada awal tahun atau pada bulan Januari. Sehingga pihaknya bisa langsung menggenjot penyaluran pembiayaan perumahan untuk mengejar target.

"Itu akan bantu sekali SMF. Karena porsi pemerintah turun. Selain itu dengan anggaran pemerintah Rp 3,1 triliun bisa menjangkau lebih banyak rumah lagi, jumlah unit bertambah lagi. Kuta usahanya Dipa langsung cair Januari," ucapnya

Apalagi lanjut Lana, semua pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2018 mengarah kearah yang lebih positif. Dimana, berdasarkan asumsi makro Indonesia pada tahun 2018 yang tertuang dalam APBN 2018, tingkat pertumbuhan ekonomi mendatang akan meningkat menjadi 5,4% dengan tingkat inflasi sebesar 3,5% (year to year/yoy).

Dari sisi nilai tukar, diprediksi tahun 2018 akan mengalami perubahan dari tahun sebelumnya yakni Rp 13.400. Hal tersebut tidak jauh berbeda dengan suku bunga yang sama sekali tidak mengalami perubahan yakni berada di angka 5,2%.

"Pertumbuhan tersebut tentunya akan berdampak pada sektor properti yang memiliki peranan penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia. Hal ini tentunya akan meningkatkan tingkat pasokan dan permintaan sektor properti," jelasnya.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT SMF Ananta Wiyogo mengatakan keputusannya untuk ikut serta dalam membantu penyaluran pinjaman pada pembiayaan perumahan adalah bertujuan untuk mengurangi beban subsidi pemerintah. Baik itu dalam FLPP, SSB maupun BUM.

KPR bersubsidi, yang selama ini subsidi pemerintah, FLPP masuk bagaimana mengurangi beban subsidi pemerintah di tiga program itu. Selama ini kita akan masuk baik ke program subsidi yang ada tiga misal FLPP, SSB sama BUM. SMF nanti masuk ke FLPP dan SSB juga. Rencananya begitu. Kita lebih fokus di FLPP dulu," jelasnya.

(Fakhri Rezy)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya