Sekretaris Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia(YLKI) AgusSuyatnober - pendapat, pengembanganke reta bandara merupakan lang kah ideal karena ke depan opti mal - isasi dan transportasi umum harus berbasis rel. Namun, menurut dia, yang harus diperha tikan adalah apakah transportasi ter sebut mampu menyediakan jarak tem - puh yang tepat dan cepat bila dibandingkan dengan moda transportasi umum lainnya.
“Ini yang harus diantisipasi, orang ke bandara mengejar wak tu karena boarding tidak bisa ditunda, operator harus bisa mengantisipasi kereta anjlok, listrik mati karena jalurnya ini menyatu dengan KRL Jabodetabek,” papar dia. Agus menambahkan, dari perspektif konsumen, tarif yang diberikan harus ber ban ding de - ngan layanan yang ada. Jika tidak, tarif tersebut harus segera dievaluasi untuk diturunkan.
“Tarif Rp70.000 apa kah sudah sesuai dengan la yanan yang diberikan, misalnya dari segi kecepatan, ketepatan waktu, dan kenyamannya. Ka lau tidak, tarif itu menjadi mahal dan perlu dievaluasi,” kata Agus.
Baca juga: Tarif Kereta Bandara Rp70.000, KAI Yakin Tak Akan Rugi
Pengamat transportasi dari Universitas Katolik Soegi ja pranata Djoko Setijowarno mengatakan, pengoperasian kereta bandara telah lama ditunggu masyarakat karena dibangun untuk menjadi pilihan dari dan menuju Bandara Soetta. “Ini bisa menjadi pilihan bagi masyarakat,” kata Djoko dalam pesan singkatnya.
Menurut dia, keberadaan ke reta bandara tersebut dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dari dan menuju Bandara Soetta. Hal ini sesuai dengan target Kementerian Per hubungan yang berharap bisa mengurangi hingga 30% penggunaan kendaraan pribadi ke bandara.