JAKARTA - PT Hutama Karya (Persero) memperoleh pinjaman dari sindikasi 7 bank senilai Rp8,07 triliun. Pinjaman ini untuk pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera ruas Tol Bakauheni-Tol Terbanggi Besar.
Pinjaman tersebut didapatkan setelah dilakukan penandatanganan kredit investasi antara PT Hutama Karya (Persero) dengan PT Sarana Multifungsi Infrastruktur (Persero) dan sindikasi perbankan pemberi kredit. Ketujuh bank tersebut meliputi Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BCA, Bank CIMB Niaga, Bank Maybank, Bank ICBC Indonesia, dan Bank Permata.
Direktur Utama Hutama Karya I Gusti Ngurah Putra mengatakan, 7 sindikasi perbankan ini bersama-sama menggelontorkan dana untuk pembangunan ruas Tol Bakauheni-Tol Terbanggi Besar dengan nilai total Rp8,07 triliun. Total dana tersebut memenuhi setengah dari kebutuhan investasi pembangunan ruas Tol Bakauheni-Tol Terbanggi Besar sebesar Rp16,7 triliun.
Baca Juga: Melambung Tinggi 159%, Hutama Karya Berhasil Bangun Laba Bersih Rp361 Miliar
"Skema pemenuhannya melalui equity sebesar Rp8, 7 triliun dan loan sebesar Rp8 triliun," ujarnya dalam acara penandatanganan sindikasi di Hotel Four Season, Jakarta, Rabu (27/12/2017).
Lebih lanjut Putra menjelaskan, bahwa pihaknya sudah memenuhi porsi equity dari investasi tersebut. Melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) dan penjualan surat hutang korporasi.
Setelah memenuhi porsi equity, lanjut Putra, maka selanjutnya porsi loan dipenuhi dengan pinjaman kredit investasi, yang berasal dari sindikasi 7 perbankan bersama PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero) sebagai pemberi tasilitas cash deficiency support (CDS).
"Pada tahun 2010-2016 lalu kita diberi PMN oleh Negara sebesar Rp2,2 triliun, kemudian di akhir tahun 2016 hingga 2017 kita secara bertahap menerbitkan surat hutang dan berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp6,5 triliun, sehingga total equity untuk proyek ini sudah close di angka Rp8,7 Triliun," jelasnya.
Baca Juga: Terbitkan Obligasi, Hutama Karya Tawarkan Bunga 8,07%
Ditemui di acara yang sama, Direktur Keuangan Hutama Karya Anis Anjayani mengatakan nantinya PT. SMI akan menyediakan stand-by loan untuk menjamin terbayarkannya kewajiban Hutama Karya kepada sindikasi perbankan. Pasalnya, pada awal-awal masa operasi, pendapatan dari Tol Bakauheni- Tol Terbanggi Besar tidak akan sanggup memenuhi pengeluaran untuk operasional dan pemeliharaan tol serta kewajban pengembalian kredit.
"Karena itu kami didukung PT. SMI melalui fasilitas CDS supaya Hutama Karya tetap dapat memenuhi kewajiban tersebut," jelasnya.
Lebih lanjut Anis menambahkan, untuk menjamin pemenuhan kewajiban, PT SMI telah mengalokasikan dana sebesar Rp7,5 triliun untuk fasilitas CDS ini.
Baca Juga: Wih, Hutama Karya Ajak GE dan Marubeni Bangun PLTU Tambak Lorok
"Tenor dari PT. SMI adalah 25 tahun dengan grace period 15 tahun. Nah, grace period kredit dari sindikasi perbankan sendiri adalah 7 tahun dengan tenor selama 15 tahun,"ungkapnya.
Sebagai informasi, ruas Tol Bakauheni-Tol Terbanggi Besar merupakan salah satu dari 24 ruas jalan tol Trans Sumatera yang dkembangkan oleh Hutama Karya melalui penugasan dari Pemerintah Rl. Tol ini mulai dibangun sejak tahun 2015. Ruas toI sepanjang 140 kilometer ini terbagi menjadi 9 seksi yang semuanya ditargetkan selesai pada tahun 2019.
(ulf)
(Rani Hardjanti)