JAKARTA - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat per Desember 2017 terjadi pertumbuhan jumlah investor sebesar 1.118.913 investor lebih tinggi dari tahun 2016 sebesar 894.116 investor. Kendati demikian, pertumbuhan pesat ini masih terpusat di Pulau Jawa. Berdasarkan data KSEI, investor di Pulau Jawa mencapai 76,55%.
"Pertumbuhan kita pesat tapi sebaran investor masih di Jawa, 30% itu ada DKI Jakarta," ungkap Direktur Utama KSEI Frederica Widyasari Dewi dalam acara paparan pencapaian dan kegiatan KSEI 2017 di Hard Rock Pacific Place, Rabu (27/12/2017).
Baca Juga: Kontribusi Pasar Modal bagi Pembangunan Infrastruktur Nasional Perlu Didorong
Untuk jumlah investor pasar modal terbanyak selanjutnya berada di Pulau Sumatera sebesar 13,08%. Kemudian, sebanyak 3,49% di Pulau Kalimantan dan 3,02% di Pulau Sulawesi.
Sedangkan untuk di Pulau Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai 2,50% investor. Jumlah investor terkecil berada di Maluku dan Papua hanya sebesar 0,92%.
Friderica menyatakan, untuk memperkuat jaringan pasar modal sehingga juga mampu menarik investor baru di pasar modal terlebih di luar Pulau Jawa, KSEI telah memudahkan proses pembukaan rekening investasi dengan melakukan penyerahan Perangkat Baca KTP Elektronik (Card Reader) kepada 98 perusahaan yang telah kerjasama dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil (Ditjen Dukcapil) pada April lalu.
Baca Juga: Menimbang Kemampuan Bursa Efek Syariah Mobilisasi Dana Infrastruktur
"Pemanfaatan Card Reader ini memberikan kemudahan bagi investor untuk membuka rekening investasi, bahkan untuk daerah terpencil atau tidak memiliki kantor cabang dia daerahnya. Ini sejalan juga dengan program Desa Nabung Saham yang diusung BEI, KSEI, dan BRI, agar warga desa mau berinvestasi di pasar modal," jelasnya.
(ulf)
(Rani Hardjanti)