JAKARTA - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) hari ini menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan di Jakarta dengan salah satu agenda berupa pengangkatan susunan Direksi KSEI sehubungan dengan berakhirnya masa jabatan Direksi periode 2016-2019.
Rapat dipimpin oleh Rahmat Waluyanto (Komisaris Utama), didampingi Ito Warsito dan Dian Fithri Fadila (Komisaris), Friderica Widyasari Dewi (Direktur Utama), Syafruddin (Direktur) serta Supranoto Prajogo (Direktur).
Rapat dibuka pada jam 16.24 WIB. Pada rapat yang dihadiri oleh 37 pemegang saham yang memiliki 4.950 hak suara (atau 83,33%) dari total pemegang saham yang memiliki hak suara tersebut, secara aklamasi Uriep Budhi Prasetyo diangkat sebagai Direktur Utama KSEI periode 2019-2022, bersama Syafruddin dan Supranoto Prajogo sebagai Direktur.
 Baca Juga: Tingkatkan Akses Infomasi Investor, KSEI Luncurkan AKSes Next-G
RUPST juga menyetujui Laporan Tahunan Perseroan dan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris, mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan tahun 2018, mengangkat Wakil Pemegang Saham sebagai Anggota Komite Anggaran Perseroan Tahun Buku 2020, serta menunjuk Kantor Akuntan Publik yang akan mengaudit Buku Perseroan Tahun Buku 2019.
Uriep yang sebelumnya menjabat Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan PT Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2015 dan Komisaris KSEI periode 2006-2009, didaulat menjadi Direktur Utama KSEI menggantikan Friderica Widyasari Dewi yang telah berakhir masa jabatannya.
Sedangkan untuk posisi Direktur I masih dijabat oleh Syafruddin dan posisi Direktur II tetap dipercayakan kepada Supranoto Prajogo.
Sebagai Direktur Utama terpilih, Uriep menyampaikan program kerja Direksi KSEI 2019-2022, beberapa di antaranya merupakan kelanjutan dari rencana strategis yang dikembangkan pada tahun sebelumnya.
“Dalam waktu dekat salah satu rencana strategis yaitu pengembangan e-Proxy dan e-Voting untuk memudahkan investor selaku pemegang saham dalam memberikan kuasa pada RUPS melalui sarana elektronik,” ungkap Uriep dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Senin (27/5/2019).
 Baca Juga: KSEI Dorong Peningkatan Investor Pasar Modal Syariah
Platform ini akan memberikan kemudahan komunikasi antara Emiten, BAE, KSEI, Perusahaan Efek, Bank Kustodian, dan Pemegang Saham secara straight through processing karena menggunakan standard messaging dalam satu platform yang terintegrasi.
Uriep menjelaskan, untuk rencana strategis lainnya meliputi Full Central Bank Money, yaitu Bank Pembayaran yang bekerjasama dengan KSEI mulai periode 2019 - 2024 akan menggunakan infrastruktur Bank Indonesia (BI-RTGS) untuk mendukung penyelesaian transaksi Efek di KSEI.
Nantinya, seluruh penyelesaian dana oleh Bank Kustodian dan Perusahaan Efek baik Surat Berharga Negara maupun non Surat Berharga Negara akan menggunakan BI-RTGS. Hal ini dilakukan untuk memenuhi rekomendasi International Organization of Securities Commissions (IOSCO) Principle 9 - Principles for Financial Market Infrastructures (PFMI) mengenai Money Settlements.