JAKARTA - Otoritas Jaksa Keuangan akan segera mengeluarkan kebijakan baru. Kebijakan ini nantinya akan mengatur mulai dari permasalahan financial technologi atau fintech hingga persoalan produk lindung nilai mata uang (hedging currency).
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Keuangan Wimboh Santoso. Ia menyatakan kebijakan baru akan dikeluarkan dalam waktu dekat.
Baca juga: OJK Pastikan Aturan Fintech Terbit Awal 2018, Ini Bocorannya
Wimboh menyebutkan kebijakan baru nanti akan fokus pada permasalahan financial technology atau fintech. Kemudian akan juga fokus pada permasalahan pasar keuangan maupun pasar modal.
"Kisi-kisinya, ya kita concern masalah fintech. Apanya, detailnya, nanti (saat di keluarkan). Kita concern masalah bagaimana pendalaman pasar keuangan, pasar modal, supaya lebih aktif lagi. Memberikan kesempatan pada para pengusaha yang mau investasi dengan mendapatkan pembiayaan dari pasar modal," jelas Wimboh di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1/2018).
Baca juga: OJK Targetkan Regulasi Fintech Rampung Akhir Tahun
Untuk menarik investasi, kata dia, akan dikeluarkan kebijakan yang mempermudah investor untuk melakukan hegding currency. Hal ini menurutnya akan mampu membuat investor untuk mempertahankan dananya di Indonesia.
"Kita juga akan memberikan satu kemudahan bagi investor yang pengen hedging baik currency maupun instrumen lainnya. Ya kalau investasi di Indonesia itu kan currency-nya (risiko nilai tukar Rupiah), kita provide hedging yang lebih kompetitif currency-nya, hedging yang lebih variatif, sehingga nanti investor akan lebih confident untuk tinggal, nggak usah dijual," ujarnya.
Baca juga: Wimboh: Pasar Modal Kekurangan Instrumen yang Aman
Lanjutnya, transaksi hedging currency akan diarahkan di Bursa Efek Indonesia sehingga akan lebih menyakinkan investor. Dengan demikian, investasi tak
"Itu semua transaksinya kalau bisa akan kita arahkan untuk transaksi di bursa. Jadi investor lebih confident dan pricingnya lebih terbentuk juga," ucapnya.
Dengan demikian, pembiayaan tak melulu melalui perbankan tetapi juga melalui pasar modal. Tahun ini, kata Wimboh, akan fokus pada pembiayaan yang didapat dari pasar modal.
"Perbankan akan tetap, tapi tahun ini butuhnya kita banyak terutama yang medium long term, investasi pasar modal. Kita juga sudah mengeluarkan listing di London Stock Exchange, ini salah satu alternatif yang bukan hanya investor domestik tapi juga investor global. Nah itu semua akan kita eksplor bagaimana supaya room pembiayaan itu bisa lebih besar dan instrumennya lebih variatif lagi," paparnya.
(Fakhri Rezy)