Diprotes Serikat Pekerja, Direktur Garuda: Kami Cuma Prajurit!

Ulfa Arieza, Jurnalis
Selasa 23 Januari 2018 15:33 WIB
Direktur Operasional Garuda Indonesia Triyanto Moeharsono. (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Serikat pekerja PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Bersatu yang terdiri dari Serikat Karyawan Garuda Indonesia dan Asosiasi Pilot Garuda (APG) mengevaluasi pembenahan manajamen perseroan.

Salah satunya adalah pembengkakan biaya organisasi, karena jumlah direksi saat ini menjadi sembilan orang dari sebelumnya hanya enam orang. Penambahan tiga direksi tersebut dinilai tidak sejalan dengan komitmen perusahaan dalam melakukan efisiensi.

Menanggapi kritik dari serikat pekerja, Direktur Operasional Garuda Indonesia Triyanto Moeharsono menjelaskan bahwa penunjukkan serta penentuan formasi direksi adalah wewenang pemegang saham pemerintah mayoritas, dalam hal ini adalah pemerintah.

"Kami ditugaskan di sini ya, kita prajurit jalan saja kami enggak bisa memilih. Kita disuruh kerja, mari kita kerja," ujarnya di Restoran Manggar, Jakarta, Selasa (23/1/2018).

Baca Juga: "Gemuknya" Direksi Garuda Indonesia Tidak Cerminkan Efisiensi

Adapun evaluasi yang disampaikan serikat pekerja Garuda Indonesia sebanyak enam point. Selain menyoroti soal jumlah mereka juga mempermasalahkan soal pemangkasan biaya yang tidak tepat, sehingga mengganggu kegiatan operasional.

Namun, Triyanto menilai apa yang disampaikan oleh karyawan tersebut adalah demi kepentingan dan kemaslahatan maskapai plat merah itu. Pasalnya, untuk kinerja keuangan di 2017, Garuda Indonesia dipastikan kembali merugi. Sayangnya, perusahaaan belum merilis laporan keuangan kuartal IV-2017.

"Kita percaya apa yang dilakukan temen temen dan manajamen adalah demi kebaikan Garuda itu pertama. Seperti pak Helmi (Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Helmi Imam Satriyono) katakan bahwa kita harus selaras. Cuma selaras ini mari kita harus sejalan," jelas dia.

Baca Juga: Serikat Pekerja: Sudah 10 Tahun Direksi Garuda Indonesia Tidak Bagikan Bonus

Selain itu, serikat pekerja Garuda Indonesia memandang penambahan armada tidak diikuti dengan kemampuan manajemen untuk membuat strategi penjualan produk penumpang dan cargo.

Dari sisi keuangan, kinerja keuangan Garuda Indonesia sampai dengan kuartal III di 2017 semakin merosot dengan kerugian USD221,9 miliar.

Kelima, terjadi penurunan kinerja operasional Garuda Indonesia yang berdampak pada penundaan dan pembatalan penerbangan, yang paling signifikan terjadi pada bulan Desember pada masa puncak liburan dan kondisi ini sangat merusak citra perusahaan.

Terakhir, pekerja Garuda Indonesia menyampaikan, ada kondisi hubungan industrial saat ini tidak harmonis karena perusahaan banyak melakukan pelanggaran terhadap perjanjian kerja bersama atau perjanjian kerja profesi yang sudah disepakati.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya