Inflasi Februari 0,17% Gara-Gara Kelompok Makanan

Ulfa Arieza, Jurnalis
Kamis 01 Maret 2018 11:28 WIB
Pengumuman Inflasi oleh BPS. (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi Februari 2018 sebesar 0,17%. Angka ini turun dibandingkan tingkat inflasi Januari 2017 sebesar 0,62%.

Inflasi Februari 2018 lebih rendah dari Februari 2017 sebesar 0,23% tapi lebih tinggi dari Februari 2016 yang mengalami deflasi sebesar 0,09%.

Adapun inflasi tahun kalender Februari adalah 0,79 %. Sementara, inflasi tahunan Februari 2018 sebesar 3,18% year on year (yoy). Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan, dari pantauan di 82 kota arga komoditas menunjukkan kenaikan.

"Secara umum perkembangan harga komoditas Februari menunjukan kenaikan. Hasil pemantauan BPS di 82 menunjukkan terjadi inflasi 0,17%. Terkendali," ujar Kecuk di kantor BPS, Kamis (1/3/2018).

Dari 82 kota tersebut, sebanyak 55 kota yang mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Jayapura mencapai 1,05% dan inflasi terendah ada di Kota Palangkaraya sebesar 0,04% "27 kota alami deflasi, tertinggi ada di Kota Medan sebesar 0,69%," jelas Kecuk.

Kecuk memaparkan, penyebab inflasi didorong kenaikan kelompok makanan jadi. Pasalnya, kenaikan harga terjadi di seluruh kelompok pengeluaran. “Semua mengalami inflasi, tertinggi di makanan jadi, minuman jadi rokok, dan tembakau, kedua sandang," kata dia.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan inflasi minggu ketiga Februari mencapai 0,19%. Inflasi masih didorong oleh kenaikan harga komoditas pangan yang masih terus berlanjut.

Beras disebut masih menjadi salah satu pendorong inflasi, sehingga perlu diperhatikan oleh pemerintah. Pasalnya inflasi karena beras sudah terjadi sejak akhir tahun 2017 lalu.

Selain beras, Agus juga memperkirakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi di Februari 2018 ini akan mengerek inflasi.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya