Pemerintah Diyakini Bisa Bayar Utang Rp4.035 Triliun

Giri Hartomo, Jurnalis
Jum'at 16 Maret 2018 21:18 WIB
Ilustrasi (Foto: Okezone)
Share :

"Harus anda tanyakan beda utang zaman dulu dengan sekarang, kalau orba defisit APBN juga, zaman orba defisit APBN ditutup dengan utang luar negeri, jadi bilateral maupun multilateral seperti ke bank dunia, pemerintah AS dan pemerintah Jepang. Jadi utangnya terukur, bayarnya kapan, bunganya berapa, sekarang sebagian besar utang pemerintah itu dalam bentuk obligasi," jelasnya.

Menurut Faisal, banyaknya obligasi yang dipegang oleh asing membuat kedaulatan pemerintah dalam menentukan dan membuat planning terhadap perekonomiannya berkurang. Karena asing bisa dengan bebasnya menjual obligasi tersebut kepada negara yang dinilai lebih menarik.

"Dan obligasi pemerintah itu dipegang oleh asing, obligasi itu sewaktu-waktu bisa dijual, enggak seperti utang bilateral maupun multilateral. Kalau asing melihat Afsel bagus nih returnnya, dia jual di Indonesia dia beli obligasi di Afrika Selatan. Yang menarik adalah seberapa pemerintah punya keleluasaan utk menjaga Indonesia ini adalah satu satunya di dunia yang surat utangnya separuh dipegang asing," ucapnya.

Belum lagi, pemerintah Amerika Serikat juga berniat menaikan suku bunganya sebanyak 3 kali. Jika hal tersebut terjadi, maka Indonesia akan terancam karena uang Bond yang sebelumnya masuk ke Indonesia akan beralih semua ke Amerika Serikat.

"Kalau enggak ada apa apa enggak ada masalah. Tapi ini tiba-tiba AS berniat naikkan suku bunga atau Fed rate lebih dari 3 kali, semua pada lari ke AS kan, pemerintah Indonesia bilang ini sepenuhnya gara-gara faktor global padahal di lingkungan kita juga banyak virus bergantung daya tahan kita," jelasnya.

(Fakhri Rezy)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya