Usai Hengkang dari Asia Tenggara, Uber Beli Perusahaan Penyewaan Sepeda

Keduari Rahmatana Kholiqa, Jurnalis
Selasa 10 April 2018 15:25 WIB
Uber. (Foto: Reuters)
Share :

JAKARTA - Setelah menjual lini usahanya di Asia Tenggara, perusahaan transportasi Uber telah membeli perusahaan layanan sepeda berbasis aplikasi, Jump Bikes di San Fransisco. Uber pun akan menggunakan Jump Bikes di San Fransisco untuk menumbuhkan bike-sharing di Amerika Serikat (AS).

Jump merupakan layanan sepeda listrik tanpa dock yang didirikan di Amerika Serikat pada 2010, dan telah berhasil mengumpulkan USD24 juta dalam pendanaan ventura sebelum kesepakatan dengan investor termasuk Menlo Ventures, SineWave Ventures, dan SOSV.

Uber pun menunjuk CEO Dara Khosrowshahi dalam kesepakatan yang menandai akuisisi pertama Uber ini. Uber pun mencari dana ke SoftBank dengan tujuan agar go public tahun depan.

"Tujuan utama kami adalah membuatnya lebih mudah untuk hidup tanpa memiliki mobil pribadi," kata Khosrowshahi seperti melansir CNBC, Selasa (10/4/2018).

Baca Juga: Aksi Akuisisi, Begini Perubahan Bisnis Grab dan Uber

"Kami berkomitmen untuk menyatukan berbagai moda transportasi dalam aplikasi Uber, sehingga Anda dapat memilih cara tercepat atau pun paling terjangkau untuk bepergian lewat Uber, baik itu di sepeda, di jalur kereta bawah tanah, atau yang lainnya," tambahnya.

Sepeda Jump's neon red dapat ditemukan oleh pengguna, dibayar dan dibuka kuncinya menggunakan smartphone. Ketika pengendara menggunakan salah satu sepeda, mereka bebas memarkirnya di mana saja.

CEO dan pendiri Jump Bikes Ryan Rzepecki mengatakan, perusahaannya dengan 100 karyawan akan beroperasi sebagai anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Uber. Perusahaan juga mengeksplorasi cara-cara untuk membuat e-bikes yang berguna bagi para kurir Uber Eats.

"Mereka telah menemukan peningkatan efisiensi dari menggunakan e-bike dalam tes. Kami melihat ini sebagai segmen yang berpotensi besar," kata Rzepecki.

Baca Juga: Akuisisi Uber oleh Grab Bisa Terancam Gagal di Singapura

Meskipun layanan ride-sharing sangat populer di China dan sebagian Eropa, namun di Amerika nasibnya belum jelas. Para pemilik modal pun telah menuangkan uang ke perusahaan-perusahaan berbagi sepeda di sini, dengan harapan segmen itu akan tumbuh seperti di luar negeri.

Minggu lalu, salah satu platform bike-sharing terbesar di China, Mobike, diakuisisi oleh Meituan Dianping, penyedia layanan online on-demand terbesar di negara itu seharga USD2,7 miliar.

Startup AS seperti LimeBike, Spin, dan Zagster sekarang akan menghadapi persaingan bukan hanya dari Jump yang dimiliki Uber, tetapi pemain China yang datang ke AS termasuk Mobike dan Ofo.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya