Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro mengatakan, perombakan direksi di Perum Bulog merupakan salah satu bentuk penyegaran manajemen perusahaan. Hal ini, katanya untuk memperkuat perannya sebagai stabilisator harga pangan serta bahan pokok lainnya di luar beras, dalam rangka menjaga ketahanan pangan nasional.
“Pemerintah terus mendorong agar Perum Bulog Sebagai perusahaan yang mengemban tugas dari pemerintah dapat menjalankan perannya untuk menjaga Harga Dasar Pembelian gabah petani, stabilisasi harga khususnya harga pokok, penyaluran program Bantuan Sosial Beras Sejahtera (Bansos Rastra), pengelolaan stok pangan serta bahan pangan lainnya di luar beras,” katanya.
4. Ombudsman Tantang Buwas Berantas Mafia Beras
Komisioner Ombudsman RI Lely Pelitasari Soebekty mendukung sikap Budi Waseso yang akan memberantas mafia pangan tersebut, tetapi haruslah berdasarkan prosedur yang ada.
“Jadi kalau terbukti silakan ditindak. Tentu kan akan ada prosedurnya entah teman-teman kepolisian ataupun dari sisi Bulognya,” ujar Lely dalam acara diskusi yang bertema ‘Ketahanan Pangan Jelang Ramadhan’ di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (28/4/2018).
Lely menyatakan, mengenai pemberantasan mafia pangan tersebut sebetulnya merupakan tugas dari pihak kepolisian. Sementara, Bulog sendiri hanya mempunya peran untuk membuat situasi harga dan mengamankan stok pangan tersebut.
“Tugas Bulog kemudian membuat situasi menjadi fair bagi seluruhnya. Kedua yang jelas tentu mengamankan stok dan khusus untuk kepentingan,” terang dia.
Lely Pelitasari Soebekty menilai, langkah yang harus dilakukan oleh Budi Waseso itu haruslah duduk bersama dengan regulator. Hal ini dikarenakan menurut Lely Bulog itu tidak mempunyai otoritas seperti dengan regulator.
“Saya kira gini Bulog ini bukan Kementrian yang mempunyai otoritas seperti regulator. Bulog ini operator maka yang harus dilakukan Buwas harus duduk bersama dengan regulator ini,” ujar Lely.
Kedua, sambung Lely, langkah yang harus dilakukan mantan kepala Badan Narkotika Nasional itu haruslah juga menyamakan persepsi guna mengetahui stok yang ada berapa harga yang ada di masyarakat.
Baca Juga : Buwas Janji Berantas Mafia Pangan, Ombudsman: Kalau Terbukti Silakan Ditindak
“Kemudian menyamakan data persepsi misalnya berapa sebetulnya produksi dan stok di masyarakat. Dan juga berapa harga yang diharapkan,” terangnya.
5. Wapres JK Nilai Buwas Akan Kerja Keras Di Bulog
Wakil Presiden Jusuf Kalla nampak memberi isyarat bahwa Buwas sapaan akrab, yang akan menjadi orang nomor satu di Bulog. Hal itu terungkap dari pujian yang dilontarkan Kalla untuk jenderal bintang tiga (purn) di Korps Bhayangkara tersebut.
"Tapi hanya kalau Anda bicara Budi Waseso, dia seorang pekerja keras dan konsekuen. Dia sudah bekerja keras di BNN, kan sangat boleh dibilang berhasil upayanya yang keras," jelas politikus senior Golkar itu.
Kalla berujar, Bulog dan BNN sangat berbeda. Bulog lebih melakukan praktik bisnis, sedangkan BNN bergerak dalam rangka penindakan hukum. Kalla pun yakin Buwas dapat membawa Bulog lebih baik apabila benar yang bersangkutan diberikan mandat memimpin lembaga tersebut. Apalagi, Buwas dikenal sebagai sosok yang gigih.
Baca Juga : Jadi Dirut Bulog, Budi Waseso: Sekarang Saya Kerja untuk Kepentingan Perut Masyarakat
"Ya tentu Bulog beda lagi dengan negara hukum, tapi selama dia (Buwas) mempelajari dan bekerja keras di bisnis tentu dapat bekerja dengan baik," kata JK.
Sebelumnya, Dirut Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan masih menunggu kepastian soal penggantian dirinya di perusahaan penyangga logistik pangan nasional itu.
(feb)
(Rani Hardjanti)