"Karena libur yang cukup panjang, selama libur terjadi kenaikan ( dan tekanan global, hampir semua mata uang mengalami pelemahan, jadi enggak usah kaget," ujarnya. Dia memastikan, BI akan terus melakukan langkah stabilisasi dengan mengintervensi pasar baik valas maupun Surat Berharga Negara (SBN). Selain itu, melalui kebijakan moneter maupun makroprudensial.
"Pelemahan nilai tukar bila dilihat year to date tidak seburuk negara lain. Kami memperkirakan ke depan dengan langkah kebijakan BI, baik kenaikan suku bunga dan relaksasi makroprudensial untuk membangun sektor perumahan, maka stabilitas akan tetap terjaga," paparnya.
Selain kurs Rupiah akan terjaga, lanjutnya, perekonomian pun dinilai akan tumbuh sehingga mendorong kepercayaan investor asing maupun domestik untuk menanamkan dananya di dalam negeri.
"Bagi (investor) luar negeri, kami meyakini dengan langkah moneter akan membuat aset di pasar keuangan itu menarik, khususnya untuk berinvestasi di Indonesia," katanya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)