JAKARTA - Pemerintah berencana menerapkan tarif cukai produk tembakau alternatif temasuk vape pada 1 Juli 2018 dalam kategori hasil pengolahan tembakau lainnya (HPTL) sebesar 57%.
Dikenakannya tarif tersebut dilatarbelakangi oleh faktor kesehatan yang disebut bahwa rokok tembakau maupun rokok elektrik (Vape) menjadi penyebab banyaknya masyarakat yang mengidap penyakit jantung.
Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani mengatakan, jika melihat faktor kesehatan, beras dan gula juga bisa dikenakan pengenaan cukai pada kedua komoditas pangan tersebut. Sebab, kedua komoditas pangan tersebut menjadi penyebab utama masyarakat mengidap penyakit diabetes kanker bahkan hingga jantung.
Namun yang menjadi problem utama dari penerapan kebijakan tersebut adalah beras dan gula masih menjadi bahan pokok bagi masyarakat Indonesia, sehingga pemerintah belum berani mengeluarkan kebijakan tersebut karena akan dinilai tidak pro dengan masyarakat.
"Orang Indonesia pemakan beras dan gula paling besar di dunia kalau kita tetapkan ini problemnya menjadi tidak populis bagi pemerintah karena dianggap makanan pokok yang harus dilindungi," ujarnya dalam acara diskusi Sindo Weekly Forum di Gedung Sindo, Jakarta, Selasa (3/7/2018).
Oleh karenanya lanjut Aviliani, meminta pemerintah untuk gencar lakukan sosialisasi mengenai dampak konsumsi gula dan beras bagi kesehatan ke masyarakat. Jika pemerintah mulai sosialisasi dari sekarang maka kemungkinan lima tahun ke depan cukai gula dan beras bisa diterapkan.
"Selama ini pemerintah buru-buru siapkan kebijakan sehingga masyarakat tidak bisa siap-siap. Dua hal itu yang dalam waktu 5 tahun ke depan harus dilaksanakan, tapi gula harus dipercepat," jelasnya.
Sambil bersosialisasi, pemerintah dapat mendorong pengganti penggunaan dari kedua bahan pokok tersebut. Contohnya adalah gula bisa berganti dengan daun stevia.
"Kasih potongan pajak insentif terhadap produksi stevia, sehingga begitu industri itu berkembang, gula itu bisa digantikan, sehingga gula yang menyebabkan penyakit bisa dikurangi," jelasnya.
Selain itu, untuk membatasi konsumsi beras meski terus bertambah setiap tahunnya namun, dia melihat pergeseran pola konsumsi masyarakat kalangan menengah atas yang mulai beralih ke salad. Hal ini bisa lebih didorong oleh pemerintah dengan sosialisasi gaya hidup sehat.
"Dua hal ini yang menurut saya memugkinkan untuk dikenakan cukai karena ini akan mengurangi dan akan tingkatkan kesehatan masyarakat," ucap Aviliani.
(Dani Jumadil Akhir)