Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Petelur Nasional Feri juga mengakui, permintaan yang tinggi juga didorong banyaknya hajatan yang digelar masyarakat. "Iya, itu juga salah satunya, permintaan memang sangat tinggi sekali," katanya.
Sementara Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Fini Murfiani mengungkapkan, bansos mengambil andil dari lonjakan konsumsi telur.
"Kementerian Sosial ada bantuan non tunai ke masyarakat miskin yang di Jakarta, yang harganya di subsidi. Ada pembagian telur untuk rumah tangga miskin, itu pun menambah volume (permintaan)," ungkapnya.
Kondisi permintaan yang tinggi ini, dinilai Fini tak diantisipasi dengan baik, sehingga pasokan telur pun tak tersedia mencukupi. "Itu memang tidak diprediksi sehingga peningkatan permintaan itu tinggi sekali. 20%-30% terjadi kenaikan permintaan," katanya.
Kenaikan ini pun diduga, adanya kesempatan dalam pelaku mata rantai dagang yang memanfaatkan kondisi dengan menaikkan margin keuntungan. Mengantisipasi kondisi ini, Kemendag telah meminta kepada pihak-pihak tersebut untuk tidak mengambil keuntungan yang berlebih.
"Kita juga minta mereka beri data (suplai telur). Bagi yang tidak daftar akan kami tindak. Kami didukung dan ditopang oleh Satgas Pangan," tegas Enggar.
Selain itu, pihaknya juga memberi waktu selama seminggu untuk pihak-pihak yang berada dalam rantai perdagangan telur dapat menurunkan harga. Hal ini bukan berarti harga telur akan langsung jatuh di harga normal, setidaknya harga akan turun secara bertahap.
"Kita sepakat memberikan batas waktu satu minggu. Bukan berarti langsung turun tapi ada penurunan bertahap," tukasnya.
Kendati dalam seminggu tak terjadi penurunan harga seperti yang diinginkan, maka Kemendag akan melakukan intervensi pasar dengan meminta para integrator besar untuk mengeluarkan suplai telur ke pasar, sehingga melakukan penjualan tanpa mata rantai yang panjang.
"Itu seperti operasi-operasi (pasar) yang pernah kita lakukan.Tapi kalau dalam seminggu harga bisa turun, tentu tidak perlu intervensi, sebab akan distrorsi pasar," jelas dia.
(Dani Jumadil Akhir)