Tidak efektifnya jalan tol di area pelabuhan karena tarifnya yang terlalu mahal, misalnya, sudah banyak dikeluhkan sopir truk dan pengusaha logistik.
“Memang kalau melihat pola transhipment, Pelabuhan Tanjung Priok atau pelabuhan lain di Indonesia cenderung menjadi pengumpan atau feeder dari pelabuhan Singapura,” ujarnya.
Namun, untuk kebutuhan domestik fungsi pelabuhan nasional cukup baik karena mampu menangani kargo domestik, termasuk kargo internasional. Agar semua kargo nasional terkonsolidasi di dalam negeri via pelabuhan nasional semisal Tanjung Priok dibutuhkan pelabuhan yang mampu melaku kan fungsi transhipment.
Terpisah, Direktur Utama IPC Elvyn G Masassya menyatakan, saat ini Indonesia sudah berada di jalur yang tepat untuk menjadi poros maritim dunia. Keberadaan kapal-kapal terbesar ini menunjukkan bahwa IPC siap mengelola pelabuhan bongkar muat terbesar di Indonesia. (Heru Febrianto)
(Dani Jumadil Akhir)