Mengukur RAPBN 2019 Senilai Rp2.439 Triliun dengan Ekonomi Tumbuh 5,3%

Koran SINDO, Jurnalis
Sabtu 18 Agustus 2018 11:11 WIB
Foto: Jokowi dan JK (Setkab)
Share :

JAKARTA - Pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 5,3%. Sejumlah asumsi makro lainnya pada Rancangan Anggaran Penda patan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019 yang di tetapkan di nilai realistis kendati masih dibayangi gejolak ekonomi global.

Pada sidang penyampaian ke terangan pemerintah atas RUU RAPBN 2019 beserta nota keuangannya di DPR, Jakarta, Kamis 16 Agustus 2018, pemerintah juga me netapkan inflasi di kisaran 3,5% dan nilai tukar rupiah terha dap dolar AS diperkirakan berada pada Rp14.400 per dolar AS.

Adapun tingkat suku bunga SPN 3 bulan sebesar 5,3% dan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia crude price (ICP) di perkirakan rata-rata mencapai USD70 per barel. Lifting minyak bumi pada 2019 di perkirakan mencapai rata-rata 750.000 barel per hari, sementara lifting gas bumi diperkirakan rata-rata 1,25 juta barel se -tara minyak per hari.

Pada penyampaian pokok-po kok kebijakan RAPBN 2019, untuk pertama kalinya pemerintah mematok pendapatan negara di atas Rp2.000 triliun, tepatnya sebesar Rp2.142,5 tri liun.

 

Adapun untuk belanja negara direncanakan sebesar Rp2.439,7 triliun yang meliputi belanja pemerintah pusat serta transfer ke daerah dan dana desa. Belanja pemerintah pusat sebesar Rp1.607,3 triliun akan diarahkan untuk mendorong pening katan kualitas sumber daya manusia (SDM), penguatan program perlindungan so sial, percepatan pembangunan infrastruktur serta reformasi birokrasi.

Adapun defisit anggaran pada RAPBN 2019 diperkirakan mencapai Rp297,2 triliun (1,84% PDB), turun bila dibandingkan dengan outlook APBN tahun 2018 yang sebesar 2,12% ter hadap produk domestik bru to (PDB).

Presiden Joko Widodo menyampaikan, apa yang disampaikan dalam RAPBN 2019 merupakan gambaran proyeksi perekonomian Indonesia yang masih akan sangat dinamis dan menantang.

Menurut Presiden, asumsi dasar ekonomi makro pada RAPBN 2019 disusun dengan memperhatikan kondisi terkini serta prospek perekonomian global maupun domestik ke depan.

“Lingkungan ekonomi global terus mengalami perubahan yang sangat dinamis. Beberapa faktor seperti dampak kebijakan proteksionisme dan perang dagang, normalisasi moneter Amerika Serikat serta risiko geopolitik diperkirakan masih akan menjadi tantangan perekonomian Indonesia pada 2019,” ujar Presiden RI Joko Widodo di Gedung DPR.

 

Kebijakan fiskal dan APBN ta hun 2019 dirancang dengan tema “APBN untuk Mendukung Investasi dan Daya Saing melalui Pembangunan Sumber Daya Ma nusia”. Tema tersebut diwujudkan melalui tiga strategi utama, yaitu mobilisasi pendapatan yang realistis dengan tetap menjaga iklim investasi, peningkatan kualitas belanja agar lebih produktif dan efektif melalui kebijakan value for money untuk mendukung program prioritas, serta mendorong efisiensi dan inovasi pembiayaan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, sektor konsumsi akan menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi dengan kontribusi 56% terhadap perekonomian nasional. Pemerintah, menurut dia, akan menjaga agar konsumsi masyarakat bisa terus di atas 5%.

Sri Mulyani melanjutkan, tahun depan investasi diperkirakan tumbuh 7% sejalan dengan perbaikan daya saing dan persepsi investor. Sementara kinerja ekspor diperkirakan tumbuh 6,3% dan impor tumbuh 7,1% pada 2019.

“Memang kita lihat dinamika yang sulit diprediksi adalah ekspor dan impor karena dapat terdampak oleh risiko perang dagang yang terjadi di antara negara-negara maju,” ungkapnya.

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya