Menurutnya, pertumbuhan kontrak WIKA saat ini tak lagi mengandalkan proyek yang berasal dari pemerintah. Perusahaan berplat merah ini memperluas pasar konstruksi melalui Sinergi BUMN maupun sektor swasta.
Di mana dari sinergi BUMN menyumbangkan kontrak terbesar yaitu 37,58%, disusul oleh swasta dengan kontrak baru sebesar 37,57%. Sementara itu, kontrak baru yang berhasil diraih Perseroan dari pemerintah sebesar 24,85%.
Mengenai target kontrak baru, Tumiyanan optimistis akan tercapai di semester II 2018. Sebab proyek-proyek dengan nilai kontrak tinggi dimulai pada periode tersebut, maka kontrak baru dinilai akan tumbuh signifikan.
"Proyek-proyek dengan nilai kontrak tinggi biasanya baru dimulai pada semester II sehingga peluang WIKA untuk memperoleh proyek tersebut juga akan semakin besar," tutupnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)