SURABAYA - Pasar Turi Surabaya yang dulu menjadi pusat grosir terbesar di kawasan Jawa Timur, kondisinya kini berubah drastis. Meskipun gedung baru telah dibangun pasca kebakaran pada tahun 2007, tetapi belum mampu memulihkan gairah jual-beli pedagang dan pengunjung.
Konflik seputar pengelolaan Pasar Turi hingga saat ini belum menemui titik terang menjadi salah satu faktor belum bergeliatnya perekonomian di sana. Konflik melibatkan sejumlah pihak terutama antara Pemerintah Kota Surabaya dengan pengembang.
Konflik ini berujung pada belum dikeluarkannya izin operasional Pasar Turi dan revitalisasi pasar terhambat. Hingga kini, tempat penampungan sementara (TPS) belum dibongkarnya sekaligus menjadi salah satu bukti mandegnya revitalisasi.
Kondisi ini mempengaruhi aktivitas pedagang. Pedangan kini berjualan di dalam gedung Pasar Turi Baru, ada pula yang tetap bertahan di TPS.
Pedagang di dalam gedung baru maupun pedagang di TPS sama-sama menghadapi persoalan yakni sepinya pengunjung.