"Berat memang. Harus kuat melek. Saya juga harus pergi-pulang Surabaya-Pasuruan tiap hari. Tapi ya bagaimana lagi, hidup harus tetap berlanjut. Saya berharap ke depan bisa kembali jualan di Pasar Turi. Ia tak mau tahu soal kisruh pasar yang sudah bertahun-tahun," pungkasnya.
Nasib serupa juga dialami Yudia (47). Wanita yang dulu merupakan salah satu pedagang grosir dan eceran itu kini menganggur alias menjadi ibu rumah tangga. Dia tak bisa lagi berharap pada penghasilannya berdagang di stan Pasar Turi. Sementara, membuka usaha di tempat lain dirasa sulit lantaran tak punya cukup modal.
“Mau lamar kerjaan juga bingung kerja apa. Akhirnya ya begini nganggur, paling ngurus rumah tangga. Kepada siapa lagi saya mengeluh Mas. Sekarang gak ada yang perhatikan nasib kami. Sekarang aja lagi butuh uang buat bayar SPP anak tapi belum ada uang," ujar Yudia. (Syaiful Islam)
(Rani Hardjanti)