Kompetisi Jangka Panjang
Menanggapi rencana masuknya Amazon.com ke Indonesia, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Peritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta mengatakan, kehadiran perusahaan asal AS itu tidak akan berpengaruh banyak terhadap daya beli dan konsumsi ritel masyarakat di dalam negeri.
Setidaknya pengaruh tersebut tidak akan dirasakan dalam waktu dekat. “Sebab peritel online di Indonesia juga sudah banyak akrab di masyarakat kita. Jadi nanti tinggal kompetisi dan kuat-kuatan saja,” ujar Tutum kepada KORAN SINDO di Jakarta kemarin. Menurutnya, saat ini peritel konvensional sudah banyak beralih memanfaatkan teknologi digital.
Hal ini menjadi keunggulan tersendiri karena peritel lokal menguasai seluk-beluk maupun karakter belanja masyarakat Indonesia. Dia berpendapat, rencana Amazon tersebut tidak harus dilihat dalam waktu dekat, melainkan dalam jangka panjang.
“Barangkali kalau jangka panjang bisa kelihatan pengaruhnya. Apalagi untuk waktu dekat dalam kurun waktu dua tahun,” ujar dia. Tutum menambahkan, kondisi pasar ritel Tanah Air diperkirakan meningkat pada akhir tahun kendati meningkatnya tidak signifikan.
Kondisi tersebut terlihat dari pola belanja masyarakat pada Lebaran lalu yang peningkatannya tidak seperti yang diperkirakan. “Belanja masyarakat kita banyak tertahan. Ada banyak faktor penyebab, mulai dari nilai kurs yang melemah, kondisi politik menjelang pemilihan presiden dan sebagainya,” sebut dia.
Sementara itu pakar marketing Yuswohady mengatakan, rencana masuknya peritel raksasa Amazon akan mengubah karakter belanja masyarakat Indonesia dari konvensional menjadi digitally. Apalagi dengan brand yang sangat kuat sekelas Amazon yang sudah mampu mengimbangi Google dan Microsoft.
Kehadiran Amazon juga dipastikan menambah sengit per saingan di industri e-commerce Tanah Air. Pasalnya di industri ini sebelumnya sudah masuk investor-investor besar dari luar negeri melalui suntikan modal cukup besar di beberapa perusahaan berbasis online. “Lagi-lagi kita hanya akan menjadi pasar.
Memang peritel online sudah menjamur dan mulai dikenal masyarakat kita. Namun, patut diingat, Amazon ini ada di semua lini dengan nilai kapitalisasi yang sangat besar,” ujarnya.
Menurut Yuswohady, bukan tidak mungkin dalam jangka lima tahun ke depan Amazon bisa mencaplok ritel-ritel besar konvensional yang beroperasi saat ini dan memadukannya dengan pasar digital online. “Kapitalisasi besar, brand kuat, dan globally brand. Ditambah kelas masyarakat kita yang berusia muda cenderung mencari karakter belanja yang mudah di era online . Apalagi yang kurang,” ungkapnya.
Dia menambahkan, kondisi tersebut bisa berakibat fatal jika tidak diantisipasi dengan batasan-batasan operasional mereka di dalam negeri. “Pemain besar seperti Amazon ini hampir sama dengan Google. Kapitalisasinya besar, ujung-ujungnya deviden keluar juga dalam bentuk dolar nantinya,” sebut dia.
(Ichsan Amin/ Andika Hendra)
(Kurniasih Miftakhul Jannah)