JAKARTA - Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi di tahun depan alias tahun politik bisa tetap tumbuh. Pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, untuk mencapai target tersebut, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi Indonesia. Salah satunya adalah tantangan eksternal yang masih akan membayangi Indonesia di tahun depan.
Salah satunya adalah tantangan dari The Fed yang berencana menaikan kembali suku bunganya. Menurutnya, kenaikan suku bunga oleh The Fed akan mempengaruhi arus modal yang masuk ke negara berkembang akan seperti Indonesia.
"Bunga The Fed naik dan tightening terjadi dan policy Amerika Serikat membuat memunculkan dinamika capital flow," ujarnya dalam acara diskusi di Kantor Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (24/9/2018).
Kebijakan kenaikan suku bunga oleh The Fed juga akan mempengaruhi kenaikan suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan. Dirinya memperkirakan suku bunga SPN di tahun depan bisa naik hingga 5,2%.
"Suku bunga (SPN) akan mengalami tekanan agak naik. ini yang membandingkan dengan situasi 2017-2018. Mungkin suku bunga akan mendekati 5%-5,25%," ucapnya.
Selain itu, tantangan ke depan juga adalah bagaimana pemerintah bisa menjaga antara demand dan suplai agar tetap seimbang. Dari sisi demand, pemerintah akan sekuat tenaga untuk menekan impor dan menggenjot ekspor.
"Tahun depan tetap 5,3% dipengaruhi oleh agregat demand, konsumsi tetap tumbuh di 5,1%, dan investasi tumbuh di 7%, ekspor 6,3%, dan impor bisa dijaga di 7,1%," ucapnya
Sementara dari sisi suplai menurutnya, pemerintah akan terus menggenjot beberapa sektor yang menurutnya, memiliki potensi besar bagi perekonomian negara. Seperti sektor pertanian, hingga industri manufaktur yang menurutnya sangat berpengaruh dan menjadi penyumbang besar perpajakan.
"Dari sisi supply side kita berharap sektor pertanian akan tetap tumbuh healthy di atas 3% mendekati 4%, pertambangan masih tetap struggle, manufaktur kita berusaha bisa tumbuh di atas 5%. Selama tiga tahun terakhir selalu tumbuh di bawah 5%. penerimaan pajak kita terbesar di sektor manufaktur. Jadi itu so important untuk berbagai dimensi," jelasnya.
(Dani Jumadil Akhir)