JAKARTA - Pengamat Ekonomi (Ekonom) INDEF Bhima Yudhistira mengatakan pertemuan IMF-World Bank 2018 yang akan berlangsung mulai hari ini menjadi momentum untuk mencari tahu formula untuk meraup pendapatan dan penerimaan baru. Khususnya dalam bidang perpajakan untuk berfokus bagaiman mencari sumber perpajakan yang baru.
Menurut Bhima, ini penting sebab pemerintah sedang mengajukan rencana pendapatan APBN yang besarnya mencapai Rp2.142 triliun. Adapun secara spesifik target penerimaan pajak yang ingin dikejar sebesar 1.781 triliun rupiah atau naik 15% dari outlook 2018.
Namun, target tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah, sebab perekonomian global akhir-akhir ini sedang berada dalam ketidakpastian antara lain karena perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat, rencana The Fed untuk menaikkan suku bunga, serta instabilitas politik di Timur Tengah dan Eropa. Disisi yang lain tax ratio dalam beberapa tahun terus mengalami penurunan, terakhir berada dibawah 9%.
“Untuk mencapai penerimaan pajak yang tinggi maka setelah melakukan reformasi perpajakan pada beberapa kali dengan perubahan yang signifikan di bidang administrasi, saat ini dibutuhkan reformasi kebijakan perpajakan yang lebih bersifat menciptakan sumber-sumber penerimaan perpajakan baru.” ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima Okezone, Senin (9/10/2018).