Dirinya menjanjikan dalam APBN 2019 asumsi nilai kurs yang diambil tidak akan menjadi sumber ketidakpastian seperti sebelumnya. Selain itu, pihaknya juga menjanjikan pada 2019 secara fiskal akan mendukung kebijakan yang berorientasi pada pembangunan infrastruktur yang terus dilanjutkan, peningkatan belanja sosial, dan penurunan defisit. “Di ranah fiskal kami janjikan pembangunan infra struktur tidak akan berkurang. Secara APBN akan lebih sehat dan defisit juga akan semakin kecil,” ujarnya. Sementara itu, Wakil Ketua Umum Bidang Kebijakan Moneter Fiskal dan Publik Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Raden Pardede mengatakan, saat ini dunia dalam tren disrupsi baik dalam ekonomi ataupun politik.
Baca Juga: IMF Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Ini Kata BI
Kebijakan kontroversial oleh Presiden Trump di AS membuat banyak perubahan yang dapat terjadi. Salah satunya, AS menarik diri sebagai pemimpin dunia dengan slogan proteksionis sehingga terjadi kekosongan kepemimpinan. Oleh karena itu, berkaca pada 1997, maka yang harus diperhatikan oleh pemerintah adalah menjaga kesehatan bank, korporasi, ataupun BUMN. Selanjutnya, menjaga stabilitas sistem keuangan dalam likuiditas dan ketahanan permodalan yang kuat, serta memperkuat pengawasan.
“Musim dingin yang datang bisa sangat panjang. Jadi, jangan panik apabila pertumbuhan di tetapkan hanya 5%,” ucap Co-Founder Creco Consulting itu.
(Hafid Fuad)
(Kurniasih Miftakhul Jannah)