Menko Darmin: Produksi Beras Hanya 32,4 Juta Ton hingga Akhir Tahun

Yohana Artha Uly, Jurnalis
Senin 22 Oktober 2018 21:15 WIB
Beras (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan, produksi beras hingga akhir tahun hanya akan mencapai 32,4 juta ton. Hal tersebut berdasarkan data yang diterimanya dari Badan Pusat Statistik (BPS).

Hal tersebut berada jauh dari data Kementerian Pertanian yang memprediksi produksi beras mencapai 48 juta ton hingga akhir tahun.

Baca Juga: Stok 2,8 Juta Ton, Harga Beras Bisa Stabil hingga Akhir Tahun

Darmin menjelaskan, total produksi 32,4 juta tersebut sudah mencakup perhitungan dari seluruh luas baku lahan dan kemampuan panen lahan. Selain itu, angka tersebut merupakan total produksi beras bersih setelah melalui proses gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG).

"Dengan dengan luas panen dan produktivitas, hasil perhitungan BPS yang terakhir adalah total produksi berasnya adalah 32,4 juta ton," ujar Darmin di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (22/10/2018).

Produksi tersebut memang melampaui jumlah kebutuhan dalam negeri yang sebesar 29,6 juta ton. Artinya mengalami surplus sebesar 2,85 juta ton hingga akhir tahun.

 

Kendati demikian, hal tersebut ternyata tetap tak mencukupi kebutuhan dalam negeri, sebab tidak semua produksi beras digelontorkan petani ke pasar. Ada sebanyak 4,5 juta keluarga petani yang tentunya akan menyimpan stok beras untuk kebutuhannya.

"Tahu tidak petani kita berapa banyak? 4,5 juta keluarga, mereka pasti menyimpan sekitar 5-10 kilogram, itu ada di sana," jelasnya.

Darmin menambahkan, total surplus 2,85 juta itu masih sangat rendah, mengingat umumnya surplus berada di angka 20 juta ton. "Kelebihan produksi sebesar itu jauh di bawah, kalau tadinya bisa 20 juta ton," katanya.

Baca Juga: Stabilkan Harga, Pembangunan Pasar Induk Beras Semarang Dikebut

Kondisi tersebut membuat stok beras ke pasar memang tersendat tahun ini. Hal ini mendorong pemerintah memutuskan untuk melakukan impor beras sejak awal tahun.

"Itu sebabnya di awal tahun kita sudah mulai melihat, bahwa stok Bulog kok rendah sekali, bahkan pada waktu Maret kita mengimpor, itu stok Bulog tinggal 500.000 ton. Enggak pernah kejadian itu, terlalu rendah (stoknya)," kata dia.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya