Kemudian, menggunakan metode latih melalui kerja sama stakeholder konstruksi. Dan selanjutnya, menggunakan metode latih kerja sama dengan pemda, latih mandiri swasta, serta latih oleh Badan Usaha Jasa Konstruksi (BUJK).
Syarif berharap dengan metode-metode tersebut seluruh tenaga konstruksi bisa memiliki keahlian yang sama sesuai bidangnya masing-masing. Sehingga status pendidikan pun tidak terlalu ada efeknya karena hampir semuanya memiliki sertifikat.
"Yang pertama adalah dari sisi pendidikannya. Yang kedua adalah pengalaman kerjanya. Dasar itulah yang membedakan kalo tidak mempunya sertifikat,” jelasnya.
(Feb)
(Rani Hardjanti)