JAKARTA - Perusahaan elektronik asal Belanda, Philips siap menjual inovasi teknologi terbarunya yakni LiFi di Indonesia. LiFi atau Light Fidelity sendiri mampu mengantarkan koneksi internet broadband melalui perantara cahaya.
Country Leader untuk Operasi dan Bisnis Signify Rami Hajjar megatakan, sebagai langkah awalnya, pihaknya akan melakukan pemasangan instalasi dan juga tes pasar terlebih dahulu sebelum dijual kepada publik. Rencananya pemasangan instalasi sendiri akan dilakukann pada Desember 2018.
"Kami baru berencana memasang instalasi pada bulan Desember 2018 atau Januari 2019. Kotanya di Jakarta tapi memungkinkan pangsa pasarnya bisa lebih besar," ujarnya saat berkunjung ke Kantor Koran Sindo, Jakarta, Kamis (1/11/2018).
Baca Juga: Penggunaan Teknologi Digital Kembangkan Ekonomi
Menurut Rami, teknologi LiFi memiliki potensi besar untuk era digital saat ini. Memang, jika melihat tren dunia saat ini, koneksi internet kini telah menjadi salah satu kebutuhan keseharian bagi manusia seperti layaknya kebutuhan pencahayaan yang diproduksi Philips secara masif.
LiFi sendiri mengadopsi teknologi yang serupa dengan WiFi. Keduanya merupakan teknologi nirkabel dua arah dengan kecepatan tinggi namun perbedaannya LiFi menggunakan gelombang cahaya, bukan gelombang radio sebagaimana WiFi konvensional.
"LiFi kita menggunakan lampu untuk internet katanya lebih cepat aman, tidak ada gangguan, kenapa lebih aman, kita bisa mendapatkan akses Internet kalau kita berada di bawah cahaya lampu," ucapnya
Baca Juga: 4 Situs untuk Menguji Kecepatan Internet, Apa Saja?
Rami mengklaim LiFi yang mereka kembangkan memiliki kecepatan koneksi hingga 30 Mbps tanpa memengaruhi kualitas cahaya yang dihasilkan. Dengan kecepatan ini, dirinya mengklaim pengguna bisa melakukan streaming video berkualitas HD dan melakukan video call secara bersamaan.
"Terkadang menggunakan Wifi lebih lambat, ada juga kemungkinan hacker, atau tetangga bisa menggunakan wifi dengan pasword," kata Rami.
LiFi sendiri memiliki kelemahan dibandingkan WiFi konvensional. Pasalnya, meskipun diterapkan melalui semacam base station yang ditempel di langit-langit ruangan, LiFi membutuhkan direct line of sight alias pandangan langsung ke perangkat tujuan yang dilengkapi receiver khusus. Selain itu, penggunannya pun terbatas sebab, layaknaya koneksi infrared pada perangkat remote TV atau gadget, penggunaan teknologi memaksa penggunanya untuk tidak jauh-jauh dari daerah lampu.