Baca Juga: Impor 100.000 Ton Jagung dari Kacamata Petani
Dia menjelaskan, untuk tahun 2017 impor jagung tidak ada dan kemudian pada 2018 di mana Indonesia justru berhasil melakukan ekspor.
"Kita dulu pernah impor dari Amerika dan Argentina. Tapi sekarang pecah telur ekspor, ini sejarah pertama Indonesia mengekspor sebesar itu dan menyetop impor lho," ungkapnya.
Baca Juga: Bupati Kendal Tegaskan Produksi Jagung di Wilayahnya Surplus
Dia menambahkan, mengapa ada pertanyaan mengapa harus impor jagung 50.000-100.000 ton. Apabila Indonesia bisa ekspor dan produksi jagung masih dinyatakan surplus 13 juta ton? "Ini sebagai alat kontrol saja. Untuk stabilitas harga. Nanti disimpan Bulog. Kalau harga turun tidak akan keluar. Dan sebentar lagi kita panen raya," pungkasnya.
(Dani Jumadil Akhir)