Elon Musk Lengser, Wanita Ini Jadi Bos Baru Tesla

Koran SINDO, Jurnalis
Sabtu 10 November 2018 14:06 WIB
Ilustrasi: Foto Koran Sindo
Share :

PALO ALTO - Enam pekan setelah gugatan pelanggaran keamanan selesai, Tesla Inc dan Elon Musk akhirnya menekan kesepakatan bersama. Musk lengser dari posisi chairman dan fokus menjadi chief executive officer (CEO).

Pria dengan kekayaan USD22,5 miliar itu menyerahkan posisi itu kepada Robyn Denholm. Posisi itu sudah ditinggalkan Musk sejak akhir bulan lalu. Namun, Tesla baru sekarang mengangkat Denholm menjadi pemimpin baru perusahaan.

Denholm, 55, merupakan chief financial officer (CFO) Telstra, perusahaan telekomunikasi Australia. Dia juga memimpin perusahaan di bidang teknologi dan automotif. Langkah untuk menggantikan Musk merupakan bagian dari kesepakatan antara Tesla dan Komisi Bursa dan Sekuritas (SEC) pada September lalu.

 Baca Juga: Elon Musk, Bos Tesla Dituduh Melakukan Penipuan Sekuritas

Tesla juga harus menambahkan dua anggota dewan direksi baru yang independen dan mem bentuk komite yang dapat mengawasi Musk, termasuk postingannya di media sosial. Tesla memerlukan waktu berminggu-minggu untuk memenuhi tuntutan itu.

Profesor Erik Gordon dari Universitas Michigan Ross School of Business mengatakan, penunjukan Denholm secara teknis su dah memenuhi persyaratan SEC. Namun, Gordon meragukan Denholm dapat melawan keputusan yang diambil Musk.

“Jika tujuannya ialah menyediakan pengawasan ‘orangtua’ terhadap Musk, hal ini tidak akan berhasil,” ujar Gordon, dikutip nytimes.com. “Denholm telah duduk di kursi direksi dengan seluruh liku-likunya. Dia tidak pernah mundur akibat protes. Dia pendukung Musk.

Tapi jika gagal, dia yang akan dipecat, bukan Musk, ”Musk telah meyakinkan para investor dan masyarakat dengan ambisinya menciptakan mobil listrik dan mimpinya menyediakan jasa perjalanan menuju ruang angkasa dan mars. Namun, deklarasi publik sedikit demi sedikit mengguncang pemegang saham Tesla dan para dewan direksi.

Baca Juga: Elon Musk Mundur dari Tahta CEO Tesla

Mereka merasa khawatir. Pada paruh pertama tahun ini, Tesla menelan kerugian. Namun, memasuki paruh ketiga, pendapatan Tesla naik dan berada di luar ekspektasi para pengamat menyusul meningkatnya produksi dan penjualan sedan Model 3.

“Mereka melakukannya lebih baik,” kata Profesor Jeffrey Sonnenfeld dari Sekolah Manajemen Yale.

Kendati demikian, Tesla men hadapi beragam tantangan pada masa depan mengingat mereka harus membayar USD1 miliar kepada pemegang obligasi akibat sistem pengiriman yang bermasalah. Selain itu, Tesla mengalami exodus para eksekutif senior. Sedikitnya tiga chief accounting officer meninggalkan firma automotif itu.

“Di setiap area, Tesla mengalami banyak masalah yang tak terduga,” kata Sonnenfeld.

 Baca Juga: Elon Musk Bikin 'Kapal Selam' untuk Selamatkan Remaja Thailand

Pemerhati dari Morningstar, David Whiston menilai penunjukan Denholm merupakan langkah tepat dan mungkin dapat meningkatkan harga saham Tesla. Ini terbukti di hari pertama kabar ini mencuat di mana saham Tesla naik sebesar 1%.

Meski begitu, Whiston juga meragukan Denholm dapat membendung deklarasi publik Musk yang sering memicu kontroversi. Pada akhir pekan lalu, Musk menyindir SEC sebagai shortseller enrichment commision.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya