JAKARTA - Pengusaha terkaya di Afrika Selatan Patrice Motsepe berjanji akan menyumbangkan USD250 juta untuk program reformasi tanah. Pengumuman tersebut diungkapkan beberapa waktu lalu di Global Citizen Festival: Mandela 100 di FNB Stadium di Johannesburg. Bantuan itu akan dikelola melalui The Motsepe Foundation.
Sebelumnya, Motsepe dikenal memiliki banyak program pengembangan program di komunitas pedesaan dan pemberdayaan warga Afrika Selatan yang tidak memiliki tanah. Dia juga dikenal membantu upaya reformasi tanah di negaranya.
“Kami ingin memberikan momen harapan dan inspirasi untuk semua orang di negara pelangi ini,” kata Motsepe, dilansir Forbes.
“Kami datang bersama-sama dalam persatuan dan berkomitmen untuk bekerja sama untuk mem bangun Afrika Selatan,” ujarnya.
Baca Juga: Kekayaan Soegiarto Adikoesomo Anjlok 42%, Turun 14 Peringkat dalam Daftar Orang Terkaya
Fokus bantuan yang diberikan Motsepe adalah reformasi lahan. Menurut dia, itu bisa membantu meningkatkan kemampuan warga kulit hitam yang tinggal di wilayah pedesaan.
“Untuk itu, kami akan memberikan bantuan USD250 juta,” ucapnya, di depan 94.000 orang yang menghadiri acara peringatan Nelson Mandela.
Acara Global Citizen Festival di Afrika Selatan memperingati 100 tahun kelahiran Nelson Mandela. Ajang tersebut juga diramaikan musisi seperti Jay Z, Beyoncé, Usher, Wizkid, Femi Kuti, dan Ed Sheeran. Selain itu, banyak perusahaan berjanji akan memberikan bantuan miliaran dolar untuk mendukung inisiatif untuk mengakhiri kemiskinan di dunia dan mengatasi banyak penyakit sosial.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau berjanji membantu USD50 juta untuk program Edu Cannot Wait, pendanaan global untuk pendidikan di negara berkembang. Bill dan Melinda Gates juga berjanji akan membantu USD17 juta memerangi penyakit tropis di Afrika.
Sementara itu, Motsepe dulunya adalah seorang guru sekolah yang kemudian beralih menjadi pengusaha kecil dan memiliki toko Spaza yang dikenal dekat dengan pekerja tambang kulit hitam. Dari toko tersebut, dia belajar tentang prinsip dasar bisnis.
Dia meraih gelar sarjana dari Universitas Swaziland dan sarjana hukum dari Universitas Witwatersrand. Dia memfokuskan diri pada hukum tambang dan bisnis. Dia juga menjadi orang kulit hitam pertama yang bekerja di firma hukum Bowman Gilfillan pada 1994.
Baca Juga: Sempat Absen, Arifin Panigoro Kembali Masuk Daftar Orang Terkaya Indonesia
Pada tahun yang sama, Nelson Mandela terpilih sebagai presiden kulit hitam pertama di Afrika Selatan. Pada tahun yang sama, pemerintah mendorong pemberdayaan orang kulit hitam agar mendirikan bisnis. Motsepe mendirikan perusahaan tambang yang disebut Future Mining.
Dia mendapatkan kontrak untuk pembersihan debu emas di Vaal Reefs Gold. Dia mengimplementasikan sistem remunerasi pekerja dengan mengombinasikan gaji dan bonus yang diambil dari keuntungan. Ketika harga emas turun drastis, Motsepe membeli tambang emas Anglo Gold senilai USD7,7 juta.
Dia mengganti nama tambang tersebut menjadi African Rainbow Minerals (ARM). Kemudian, dia mendirikan perusahaan yang mulai membeli banyak tambang untuk menjadi sumber kekayaan.
Undang-Undang Black Economic Empowerment (BEE) memberikan kesempatan bagi Motsepe untuk memperkuat cengkeramannya di industri tambang di Afrika Selatan. Aturan hukum itu menyatakan 26% kepemilikan saham perusahaan tambang harus dimiliki orang kulit hitam.
(Feby Novalius)