Sederet Masalah Google pada 2018, Nomor 7 Paling Parah

Ade Rachma Unzilla , Jurnalis
Senin 17 Desember 2018 15:07 WIB
Ilustrasi (Foto: Reuters)
Share :

5. Proyek Dragonfly

Pada akhir musim panas, The Intercept pertama kali melaporkan rincian rencana rahasia Google yang dijuluki Proyek Dragonfly untuk meluncurkan mesin pencari (search engine) yang disensor di China.

Proyek ini akan memblokir hasil pencarian untuk pertanyaan yang dianggap sensitif oleh pemerintah seperti ‘hak asasi manusia’ dan ‘protes mahasiswa’ serta tautan penelusuran pengguna ke nomor telepon pribadi mereka. Upaya tersebut meningkatkan lonceng alarm dengan anggota parlemen, aktivis hak asasi manusia, dan karyawan yang belum ada jawaban jelas tentang apakah Google pada akhirnya akan melakukan proyek dalam hal ini.

6. Merahasiakan bug

Dua bug keamanan terpisah mengungkapkan lebih dari 52 juta informasi profil pribadi pengguna Google Plus mendorong perusahaan untuk mematikan jaringan sosial.

Lebih mengerikan lagi, The Wall Street Journal melaporkan pada bulan Oktober Google tidak mengungkapkan bug pertamanya selama berbulan-bulan karena khawatir pengawasan peraturan dan kerusakan reputasi.

7. Karyawan meninggalkan kantor

Awal November lalu, lebih dari 20.000 karyawan keluar dari kantor mereka di seluruh dunia. Hal ini dilakukan usai laporan New York Times menjelaskan bagaimana Google melindungi eksekutif yang dituduh melakukan perilaku seksual yang salah, baik dengan menjaga stafnya atau mengizinkan mereka keluar secara bersahabat.

Dari seluruh masalah yang ada, protes karyawan paling menyorot perhatian. Melui petisi, surat terbuka, pengunduran diri dan protes, para pekerja telah menyatakan ketidakpuasan mereka dengan kontrak bisnis perusahaan, rencana masa depan, dan kebijakan internal.

Para karyawan juga mendorong tuntutan seperti kesetaraan bagi pekerja kontrak Google dan mengakhiri semua kasus arbitrase paksa.

Meskipun Google telah tergelincir dalam peringkat ‘tempat yang diinginkan untuk bekerja’, semua kesalahan dan skandalnya tidak menyebabkan gangguan dalam keuangannya.

Adapun tanggapan Google dan Pichai mungkin tidak menyenangkan semua orang, setidaknya mereka terlihat bagus dibandingkan dengan pesaingnya di Silicon Valley.

“Google melakukan lebih baik daripada Facebook tahun ini,” kata analis Pivotal Brian Weiser, “Banyak masalah yang sama yang dihadapi Facebook adalah masalah untuk Google juga, tetapi perbedaan utamanya adalah bahwa Google adalah perusahaan yang dikelola dengan lebih baik sehingga tidak memiliki tingkat fokus yang sama,” tambahnya.

Hal ini pun menjadi tantangan terbesar Pichai untuk tahun depan tidak hanya membuat para pemegang saham senang, tetapi harus bisa menenangkan pengguna, pembuat peraturan dan karyawan.

(Feby Novalius)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya