Unicorn dengan Kecerdasan Buatan Terbesar di China

Koran SINDO, Jurnalis
Selasa 18 Desember 2018 12:24 WIB
Ilustrasi: Shutterstock
Share :

BISA jadi kecerdasan buatan (AI) adalah hal terbesar dalam perkembangan teknologi selama 2019. Jika ada orang Asia yang berhasil mengutilisasi teknologi tersebut, dia adalah Xu Li, pendiri startup unicorn terbesar di China, Sensetime. AI ada di mana-mana. Bahkan, Pemerintah China termasuk yang paling fokus menerapkan kecerdasan buatan. China ingin menjadi pionir sekaligus pemimpin AI. Meski demikian, justru kemajuan dan perkembangan teknologi AI berasal dari riset individu selama bertahun-tahun. Contohnya Sensetime, https://www.sensetime.com , perusahaan yang sekarang begitu menonjol dalam teknologi pengenalan wajah. Saat ini kapitalisasi pasarnya lebih dari USD3 miliar, menjadi unicorn AI terbesar di China.

Sensetime didirikan Tang Xiaoou. Dia adalah peraih PhD di bidang computer vision dari MIT pada 1996. Dia lalu mengajar di Chinese University di Hong Kong. Di sana dia bertemu Xu Li yang sedang mengejar doktor dalam ilmu pencitraan komputer dan gambar pada 2010. Ilmu pencitraan komputer adalah perangkat lunak untuk mengenali gambar. Keduanya lantas membentuk perusahaan awal yang menjadi Sensetime beberapa tahun kemudian dengan Xu sebagai CEO. Salah satu siswa Tang di kampus, Xu Bing, fokus pada pengembangan bisnis perusahaan, termasuk penggalangan dana dan kemitraan strategis perusahaan.

Baca Juga: China Bangun Gedung Pencakar Langit Paling Banyak

Ketika Tang mengambil cuti panjang dari universitas pada 2008 untuk memimpin kelompok visi-komputer di Microsoft Research Asia di Beijing, dia bertemu Yang Fan yang sekarang adalah kepala pengembangan produk Sensetime. “Butuh beberapa tahun bagi saya untuk mengetahui apa yang benar-benar saya sukai di MIT. Kemudian, butuh lebih dari 20 tahun kerja keras di bidang ini sehingga akhirnya kami mulai melihat beberapa aplikasi dan dampak industri nyata. Ini tidak terjadi dalam semalam,” ujar Tang, 49. Sensetime juga butuh kucuran dana dari investor untuk berkembang. Justin Niu, pemodal ventura IDG di Beijing, mengunjungi Prof Tang dan tim risetnya pada 2014 ketika mereka bekerja di laboratorium universitas.

Tim Sensetime saat itu menunjukkan demo bagaimana kamera yang ditingkatkan oleh pembelajaran mesin dapat mengenali wajah-wajah yang berbeda di Lapangan Tiananmen yang saat itu sedang berkabut. “Teknik mereka mengagetkan saya. Saya baru menyadari sejauh mana kemajuan mereka di lapangan,” kata Niu. IDG lantas bergabung dengan perusahaan lain, StarVC, untuk memimpin investasi senilai USD30 juta kepada Sensetime. Pada 2014, serangkaian terobosan teknologi membuat Sensetime mendapat pengakuan global, seperti Nature and Science dan berbagai media lainnya.

Termasuk, sebuah makalah penelitian yang menunjukkan kemampuan komputasi pertama di dunia yang mampu mengalahkan penglihatan manusia dalam kondisi tertentu, juga diklaim mengalahkan DeepFace Facebook dengan algoritmanya yang disebut DeepID. Pada 2018, setelah investasi tambahan dari VC di Tiongkok dan perusahaan swasta lainnya termasuk Qualcomm, jumlah pekerja AS di Sensetime mencapai 1.500 orang. Mereka punya lima kantor di China selain Hong Kong. Pendapatan mereka diperkirakan mencapai hampir USD100 juta per tahun. Tang sendiri tetap menjadi pemegang saham individu terbesar Sensetime. Perusahaan tersebut terbagi dalam dua divisi.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya