Merasa Tak Adil, Lion Air Akan Batalkan Pesanan Pesawat Boeing Senilai USD22 Miliar

Ade Rachma Unzilla , Jurnalis
Selasa 18 Desember 2018 20:40 WIB
Pesawat Lion Air (Foto: AP)
Share :

JAKARTA – Tragedi pesawat Boeing yang menewaskan 189 orang Indonesia beberapa waktu lalu, kini menjadi perseturuan antara si pembuat pesawat dengan maskapai penerbangan, Lion Air.

Dalam sengketa publik yang jarang terjadi, PT Lion Mentari Airlines mengancam akan membatalkan semua pesanan dengan nilai miliaran dolar terkait reaksi tidak adil Boeing terhadap kecelakaan itu.

Asal tahu saja, pesawat yang dipakai saat kecelakaan yakni Boeing 737 Max 8. Lion Air menjadi maskapai penerbangan pertama di dunia yang menerima versi baru tersebut. Namun, tujuh minggu dioperasikan, pesawat langsung terjun ke perairan Karawang, Jawa Barat.

Baca Juga: Lion Air Tunda Penerbangan Gara-Gara Ban Belakang Pesawat Amblas di Bandara

Atas insiden tersebut, Lion Air sedang menyusun dokumen untuk membatalkan senilai USD22 miliar pesanannya dengan Boeing atas ketidak adilan pihak Boeing.

“Saya dalam situasi yang sulit, sedangkan mereka memutuskan untuk memukul saya. Mereka telah bertindak tidak etis, mereka bertindak tidak bermoral dalam hubungan ini, jadi kita berpisah saja,” ujar Pendiri dan Pemilik Lion Air Rusdi Kirana.

Boeing pun tidak ingin mengomentari mengenai pernyataan Rudi Kirana tersebut. Namun, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Lion Air adalah pelanggan yang berharga dan Boeing mendukung mereka melalui masa sulit ini.

Dalam sebuah pernyataan, pabrikan yang berbasis di Chicago itu mencatat pesawat itu terus mengalami masalah kecepatan udara dan ketinggian pada penerbangan sebelumnya, bahkan setelah perawatan dilakukan. Boeing juga mengatakan, pilot pada penerbangan sebelumnya telah mengatasi masalah serupa dengan mengikuti prosedur yang sesuai. Bagi pihak Boeing, 737 Max sangat aman “seaman setiap pesawat yang pernah terbang di langit”.

Baca Juga: Menhub: Uang Santunan Ahli Waris Korban Lion Air Sudah Ada

Rudi pun mengambil respon atas upaya Boeing yang seolah mengalihkan kesalahan kepadanya.

“Pesawat itu mengalami masalah. Saya adalah pelanggan, mengapa mereka melakukannya sekarang dan melakukannya terhadap saya? Menciptakan persepsi bahwa saya harus disalahkan atas kecelakaan itu?” katanya.

Mengenai pembatalan pesanannya, tampaknya hampir tidak mungkin membatalkan tanpa sanksi finansial. Analis Penerbangan Indonesia Gerry Soejatman menilai Lion Air bisa saja menjual kembali atau menyewakan pesawat barunya nanti ke maskapai lain.

Seperti diketahui, perjuangan Kirana membangun Lion Air sangat panjang hingga mampu menjadikan Lion Air sebagai maskapai penerbangan swasta terbesar di Indonesia. 18 tahun silam, pria berusia 55 tahun ini bersama saudaranya menyewa Boeing 737-200 untuk memulai layanan dari Jakarta ke Bali.

“Berdasarkan signifikansi Indonesia, ia mungkin tokoh penerbangan paling penting di Asia Tenggara,” kata pendiri penerbangan Endau Analytics di Kuala Lumpur Shukor Yusuf.

Sekarang, Lion Air memiliki hampir 350 pesawat terbang ke 300 destinasi dengan 467 pesawat dari Boeing dan Airbus dalam pesanan. Namun, kehilangan penerbangan JT610 telah membawanya ke dalam sorotan global dan ia hanya bisa bersandar pada imannya.

“Masalah ini berat, Tuhan adalah tempat dimana saya berbagi beban saya,” ucap Rudi.

(Feby Novalius)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya