Sepanjang 2018 dinasnya telah membebaskan lahan dengan anggaran Rp900 miliar dari total Rp1,3 triliun. Sisanya Rp400 miliar akan dibayarkan tahun depan. Setelah diverifikasi ada perubahan harga yang harus diklarifikasi seperti di Cipinang Melayu.
“Dari Rp1,3 triliun, Rp500 miliar untuk waduk, situ, embung; Rp800 miliar normalisasi kali/sungai. Dari Rp800 miliar, sebesar Rp400 miliar dibayarkan tahun depan,” ungkap Teguh.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta Ricki Marojahan Mulia mengatakan telah menguji coba tiga sumur resapan dangkal dan satu sumur resapan sedang pada objek berbeda.
Sumur resapan dangkal diuji di halaman sekolah, jalan, dan lapangan. Semua objek tersebut sudah disurvei dan merupakan lokasi yang tergenang cukup signifikan saat hujan. Adapun sumur resapan sedang diuji di sebuah rumah ibadah.
Hasil uji coba di halaman sekolah menunjukkan sebelum ada sumur resapan, genangan baru surut sekitar 24 jam. Namun saat hujan deras pada 22 November lalu, setelah ada sumur resapan, ternyata genangan hilang dalam waktu 15 menit.
Begitu juga genangan di jalan. Sebelum ada sumur resapan baru surut sekitar 10 jam, tapi pada tanggal sama genangan hilang dalam waktu 15 menit. Untuk uji coba di lapangan, genangan sebelum dipasangi sumur resapan biasanya 2-3 hari, tetapi pada 22 November lalu genangan hilang sekitar 2 jam.
“Kami yakin akan efektivitas drainase vertikal sebagai upaya menangani banjir asalkan penempatannya di lokasi yang tepat,” kata Ricki. (Bima Setiyadi)
(Feby Novalius)