3. Remote pekerjaan semakin lazim
Mengacu pada survey Gallup, pada tahun-tahun mendatang perilaku remote dalam melakukan pekerjaan bakal lebih lazim terdengar. Hal itu terjadi seiring dengan digitalisasi yang memungkinkan banyak orang untuk menciptakan bisnis mereka sendiri.
Bahkan diprediksi sekitar 43% karyawan sebagian waktu kerjanya berada di rumah. Dengan adanya skema remote dalam menuntaskan pekerjaannya, setiap karyawan akan menempatkan nilai lebih pada lingkungan kerjanya yang fleksibel.
Meski begitu perusahaan tetap harus menemukan keseimbangan yang baik agar program melaksanakan pekerjaan dari jauh (remote) dapat membantu meningkatkan retensi karyawan.
4. Muncul peluang dari Cryptocurrency
Seperti di ketahui, sepak terjang mata uang krypto atau cryptocurrency di wilayah Asia khususnya berjalan secara diam-diam. Namun baru-baru ini, salah satu layanan perdagangan EToro melakukan soft launching cryptocurrency wallet yang dinamakan EToroX.
Produk baru ini diyakini bakal membuka peluang lebih besar lagi untuk perdagangan mata uang krypto. Pasalnya wallet tersebut telah mendapat lisensi dari Komisi Layanan Keuangan Gibraltar (GFSC).
Melalui sistem ini juga nantinya perusahaan yang menggunakannya dapat mentransmisikan uang atau asetnya melalui penggunaan Blockchain atau Distributed Ledger Technology (DLT). Sebelumnya Gibraltar sendiri dicatat sebagai yurisdiksi Blockchain dan crypto-friendly.
5. Mobil listrik Tesla akan tergantikan
Tidak dapat dipungkiri, gaya hidup masyarakat dewasa ini mulai beralih ke gaya hidup sehat juga cerdas. Oleh karena itu, beberapa sektor industri sudah mulai menggodok pengaplikasian teknologi yang tepat untuk menghasilkan produk yang ramah lingkungan namun tetap mengedepankan sisi modernitas.
Salah satu sektor yang paling kentara memperlihatkan kemampuannya di sini adalah sektor otomotif. Ya, Anda pasti pernah mendengar mobil pabrikan Amerika yang berbahan bakar listrik, Tesla. Mobil canggih nan modern itu berhasil memikat ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo untuk memboyongnya ke Indonesia.
Namun ternyata masa depan industri otomotif tidak berada pada penggunaan listrik, baru – baru ini penerapan teknologi AI dan juga konektivitas sedang dalam proses membuat mobil menjadi lebih pintar.
Dalam lima tahun ke depan, desain keselamatan dan juga sistem pemantauan juga akan membuat jalan raya menjadi tempat yang lebih aman. Salah satu produsen mobil asal China, Byton yang juga mobil listrik saat ini tengah membangun kendaraan pertamanya dengan menggabungkan teknologi sentuh dan suara untuk mengendalikannya.
Bahkan dengan konsep mobil all-electric Byton menyuguhkan apa yang disebut sensor Air Touch yang memungkinkan penumpang mengendalikan layar utama dengan isyarat tangan.
Nah untuk lebih mempersiapkan masa depan Anda, mulailah berpikir untuk menjadi seorang entrepreneur. Karena dengan menjadi seorang wirausaha, Anda dapat menjadi mandiri secara finansial.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)