“Hasil ini kami raih bukan semata karena kerja keras insan BPJS Ketenagakerjaan sendiri, tapi juga atas kerja sama yang baik antara semua pihak, yaitu pemerintah, stakeholder, dan tentu saja perusahaan serta pekerja yang semakin menyadari pentingnya memiliki jaminan sosial ketenagakerjaan,” ujar dia.
Salah satu faktor yang mendukung peningkatan kepesertaan pada pekerja segmen bukan penerima upah (BPU) adalah munculnya inisiatif agen Penggerak Jaminan Sosial (Perisai). Inisiatif ini merupakan program keagenan dengan mem berdayakan masyarakat yang mengadopsi sistem Sharoushi sukses diterapkan di Jepang.
Dengan skema ini, agen Perisai bisa mengakuisisi peserta BPJS Ketenagakerjaan kepada pekerja terutama di sektor informal. “Perisai terbukti mampu mendorong peningkatan kepesertaan pada sektor BPU dan ini adalah hasil positif yang didukung berbagai pihak, khususnya para Perisai yang bekerja keras agar seluruh pekerja, khususnya sektor BPU dapat terlindungi,” kata Ilyas.
Hingga akhir tahun lalu, kata Ilyas, kepesertaan yang digaet Perisai mencapai 530.000 orang dari 3.700 agen Perisai aktif. “Hasil ini tidak membuat kami berpuas diri, 2019 kami mengusung tema aggressive growth. Kami akan berupaya semaksimal mungkin mencapai seluruh target agar manfaat yang kami berikan kepada peserta bisa optimal untuk kebaikan seluruh pekerja di Indonesia,” kata Ilyas.
Strategi lain untuk menambah kepesertaan aktif BPJS Ketenagakerjaan lainnya adalah menggagas sejumlah kerja sama strategis dengan pemerintah, baik daerah, provinsi, maupun pusat.