“Kalau sudah mulai pembahasan, dalam dua pekan kedepan sudah bisa ditandatangani,” ujarnya akhir pekan lalu.
Menurut Jonan, pengelolaan Blok Rokan oleh Pertamina akan mendongkrak produksi minyak hingga mencapai 60%. Pada 2018, kontribusi Pertamina terhadap produksi minyak nasional baru mencapai 36%.
Seperti diketahui, Pertamina telah membayar bonus tanda tangan sebesar USD784 juta atau Rp11,3 triliun dan jaminan pelaksanaan sebesar 10% dari total komitmen kerja pasti (KKP) mencapai USD500 juta atau sekitar Rp7,2 triliun. Adapun kontrak Blok Rokan akan berakhir pada 2021.
Sementara Pertamina mulai efektif mengelola Blok Rokan per 9 Agustus 2021 mendatang sebagai operator dengan hak kelola sebesar 100%. Sesuai aturan, Pertamina wajib menawarkan 10% kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Blok Rokan merupakan blok minyak terbesar di Indonesia. Saat ini, produksinya mencapai 207.000 barel per hari atau setara dengan 26% produksi nasional.
Blok yang memiliki luas 6.220 kilometer ini memiliki 96 lapangan, tiga di antaranya berpotensi menghasilkan minyak sangat baik, yaitu Duri, Minas, dan Bekasap.
Sejak beroperasi pada 1971 hingga 31 Desember 2017, total produksi di Blok Rokan mencapai 11,5 miliar barel minyak. Namun, saat ini kinerja produksi Blok Rokan mengalami penurunan.
Pada 2018 lifting Blok Rokan hanya 209.466 barel per hari atau tercapai 98% dari target APBN 2018 sebesar 213.551 bph. Capaian ini lebih rendah dibandingkan 2017 sebesar 224.300 bph.
Sementara itu, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menambahkan, terkait masa transisi antara Chevron dan Pertamina belum masuk dalam Rencana Kerja dan Anggaran 2019.
Untuk saat ini baru di lakukan pembahasan antara Pertamina dan Chevron bagaimana masa transisi tersebut dapat berjalan. Dwi meyakini jika masa transisi Blok Rokan akan lebih baik dibandingkan Blok Mahakam.
Hal itu guna mengantisipasi terjadinya penurunan produksi seperti di Blok Mahakam. “Masa transisi ini harus segera berjalan supaya segera di putuskan siapa yang akan berinvestasi,” ucapnya.
(Nanang Wijayanto)
(Kurniasih Miftakhul Jannah)