Alasan lainnya adalah karena masalah harga. Menurut Pundjung pembangunan LRT di bawah tanah alias underground jauh lebih mahal dibandingkan elevated.
Sebagai salah satu contohnya adalah pembangunan MRT Jakarta. Pembangunan MRT Jakarta sendiri menelan biaya Rp1 triliun per kilometernya, alias Rp16 triliun karena memiliki panjangannya 16 km.
"Underground gimana? Bisa saja tapi lebih mahal. Dari sisi kos lebih murah dari pada underground," ucapnya.
(Feby Novalius)