Selain itu, lanjut Rosan, angka ekspor menuju China juga sangat tinggi khususnya adalah batubara. Sementara ekspor ke Amerika Serikat masih relatif lebih kecil dibandingkan ekspor menuju Tiongkok.
"Dibandingkan dengan penurunan growth di AS. Karena China juga banyak menyerap barang-barang komoditas kita juga. Paling besar, bisa batu bara. Dengan pelemahan pertumbuhan China yang diperkirakan melemah pada 2019 ini tentunya akan ada dampaknya," jelasnya.
Baca Juga: Ekonomi China Melambat, Apa Dampaknya ke Indonesia?
Meskipun begitu, lanjut Rosan, para pengusaha sudah menyiapkan beberapa strategi alternatif menghadapi perlambatan ekonomi China ini. Salah satunya dengan efisiensi dan komunikasi secara intensif dengan pemerintah.
"Kita sudah mengantisipasi ya. Kalau kita lihat juga dari World Bank dari IMF itu kan juga menurunkan pertumbuhan perekonomian secara keseluruhan. Kita mengantisipasi pertama dengan lebih efisien, kita juga berbicara dengan pemerintah apa bisa kita menerima insentif apabila melakukan banyak ekspor," jelasnya.
(Feby Novalius)