JAKARTA - Dua bulan menjelang RUPS tahunan Bank BJB, akan diputuskan penetapan calon dirut dan direksi baru. Kendati pendaftaran calon direksi baru dibuat secara terbuka namun ada tiga nama yang disinyalir menjadi calon kuat.
Mereka adalah, Plt Dirut Agus Mulyana, Zaenal Arifin tercatat sebagai direktur kepatuhan (2014), dan Dirut Bank Banten Fahmi Bagus. Namun, proses pergantian kursi Direktur Utama Bank BJB diduga bermasalah. Isunya ada permainan kepentingan proyek yang menggeregoti management Bank BJB.
Baca Juga: Dirut Bank BJB Diberhentikan, BEI Minta Penjelasan
Permainan tersebut diduga dilakukan untuk memuluskan salah satu langkah memperebutkan posisi sebagai Dirut Bank BJB. Salah satu cara yang digunakan melalui aliran dana fee dari para broker asuransi yang selama ini memang menjadi salah satu komoditas seksi yang banyak diincar para pengusaha.
Aliran dana fee broker tersebut digunakan oleh salah satu calon dirut tersebut dan kemudian diberikan kepada orang yang mengaku-ngaku orang dekat Gubernur Ridwan Kamil.
Baca Juga: Rekomendasi OJK, BJB Diminta Hapus Nama Banten
Menanggapi hal tersebut, Corporate Secretary Perseroan As'adi Budiman mengaku tidak tahu menahu soal adanya dugaan permainan yang dimaksudkan.
"Saya kurang paham kalau itu," singkat dia, saat dihubungi wartawan, di Jakarta, Jumat (1/2/2018).
Dia melanjutkan bahwa dirinya juga tidak mengetahui perkembangan soal penetapan Dirut baru Bank BJB lantaran itu menjadi kendali komisaris dan pemegang saham.
"Itu ranahnya komisaris dan pemegang saham," kata dia. (Anto Kurniawan-Sindonews)
(Feby Novalius)