Teknologi Bisa Jadi Senjata Atasi Krisis Pekerja Terampil

Kurniasih Miftakhul Jannah, Jurnalis
Jum'at 01 Februari 2019 13:12 WIB
Buruh (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Dunia bisnis di Asia Pasifik dan global mengalami kesenjangan tenaga terampil yang dibutuhkan untuk pertumbuhan perusahaan. Menurut laporan International Business Report Grant Thornton per kuartal IV 2018, 40% pemimpin bisnis di seluruh dunia kekurangan pekerja terampil sehingga menjadi kendala bagi pertumbuhan perusahaan.

Laporan itu menunjukkan beberapa industri membutuhkan pekerja terampil dalam jumlah besar karena mengalami peningkatan intensitas kegiatan. Grant Thornton melihat kesenjangan keterampilan itu khususnya pada pekerja baru.

Kesenjangan keterampilan secara global yang diperkirakan semakin memburuk ini sudah berdampak pada bisnis. Buktinya, beberapa perusahaan tidak dapat tumbuh, karena tidak dapat meningkatkan keterampilan karyawan mereka untuk meningkatkan kapasitas produksi demi menghasilkan lebih banyak barang atau jasa. Sementara tingkat pengangguran di dunia juga turun menjadi 5,2%, level terendah selama 40 tahun terakhir. Ini disebabkan faktor-faktor, seperti upah yang lebih rendah dan gig economy.

Baca Juga: Banyak Pekerja China di Morowali, Ini Jawaban Menko Luhut

"Faktor pendorong tren tersebut, antara lain populasi global yang kian menua dan jumlah angkatan kerja yang menurun di berbagai negara. Pemerintah Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2019 dengan target menyediakan lahan pekerjaan untuk 2 juta orang atau 5,2-5,6% lebih besar dari tahun lalu," ujar Managing Partner Grant Thornton Indonesia Johanna Gani dalam laporan International Business Report Grant Thornton, Jumat (1/2/2019).

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya