Fokuslah pada Bagaimana Anda Bekerja, Bukan Kenapa

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Jum'at 01 Februari 2019 15:03 WIB
Bahaya Kerja Berlebihan (Foto: Boldsky)
Share :

Kekuatan hal-hal kecil

Meskipun Anda yakin bahwa tidak akan ada sosok seperti Steve Jobs yang mengungkap versi pekerjaan yang lebih baru dan lebih mentereng di kantor Anda, kita secara pribadi dapat membuat perubahan pada agenda harian yang dapat memperburuk pekerjaan.

Begitu para pekerja menerima bahwa 'bagaimana' itu penting, banyak dari kita merasa bersemangat dengan kesadaran bahwa kita memiliki otonomi untuk memulai perubahan. Beban kerja terbesar bagi sebagian besar dari kita adalah terlalu banyak waktu dihabiskan dalam rapat. Langkah sederhana dengan mengurangi jumlah orang yang hadir sampai setengahnya bisa menjadi tindakan berbelas kasihan.

Para bankir investasi di Bridgewater Associates menyadari bahwa melibatkan lebih sedikit orang dalam rapat tampak sangat efektif untuk meningkatkan kualitas diskusi. Tantangannya, tentu saja, adalah kita yakin bahwa rapat yang tidak kita hadiri adalah rapat ketika semua hal baik terjadi.

Untuk membuktikan bahwa sikap 'fear of missing out' (FOMO) ini tidak tepat, mereka mulai merekam isi semua rapat — akhirnya, tidak ada yang mengeluh ketika namanya dicoret dari daftar peserta.

Ada hal-hal lain: para pekerja semakin sadar bahwa istirahat makan siang yang layak tiga atau empat kali seminggu telah terbukti oleh penelitian dapat meningkatkan pengambilan keputusan. Juga, mengurangi kelelahan pada hari Jumat yang mengganggu kebanyakan dari kita.

Lebih jauh lagi, meminjam tradisi fika dari Swedia dengan berjalan-jalan dengan kolega sebagai bagian dari rutinitas sehari-hari untuk minum kopi tampaknya memberi efek positif. Kebiasaan ini membuat kita tidak terlalu lelah karena email dan menyegarkan pikiran kita di akhir hari kerja.

Bahkan, inisiatif untuk berjalan-jalan dapat diperluas dengan mengubah format pertemuan dari duduk diam menjadi bergerak. Pakar dari Stafford, Marily Oprezzo menemukan bahwa berjalan meningkatkan pemikiran kreatif pada 81% peserta yang diuji.

Menambah jadwal pertemuan baru mungkin tampaknya salah ketika kita berusaha membenahi minggu kerja, tetapi manfaat pertemuan sosial (yang berbeda dari rapat kerja biasa) semakin populer.

CEO Margaret Heffernan menjelaskan bahwa upayanya memulai pertemuan sosial seminggu sekali di salah satu perusahaannya yang berbasis di AS "benar-benar mengubah" budaya kerja. Heffernan mengamati bahwa mendorong para pekerja menghabiskan waktu untuk bersosialisasi satu sama lain di hari kerja membuat mereka lebih mungkin untuk berkolaborasi sepanjang pekan itu.

Tempat kerja kini dijangkiti 'penyakit buru-buru' yang merupakan konsekuensi dari tuntutan tinggi pekerjaan modern, dan dampak keletihan itu bisa keras, terutama pada pegawai paling junior. Ketika pekerjaan begitu bertubi-tubi, fokus pada tujuan mulia seperti 'kenapa' kita bekerja tidak akan membantu, maka mungkin kita harus mulai mengatasi persoalan 'bagaimana'.

(Feby Novalius)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya