BEKASI – PT Jasa Marga bakal membongkar Gerbang Tol (GT) Cikarang Utama, Kabupaten Bekasi, Mei mendatang. Setelah tidak difungsikan, gerbang tol akan dipindahkan ke kilometer (KM) 70 dan 69.
Pemindahan ke KM 70, Cikampek, Jawa Barat, untuk akses menuju Tol Trans Jawa dan KM 69 di Sadang, Purwakarta, untuk akses menuju Tol Purbaleunyi hingga Bandung.
“Jadi, Gerbang Tol Cikarang Utama akan kami relokasi ke sana,” ujar General Manajer PT Jasa Marga Cabang Tol Jakarta- Cikampek Raddy R Lukman, kemarin.
Baca Juga: Jasa Marga Pindahkan Gerbang Tol Cikarang Utama ke Cikampek dan Sadang
Saat ini progresnya sudah mulai pengecekan tanah di KM 70 untuk pembangunan gerbang tol tersebut. “Targetnya sebelum arus mudik Lebaran tahun ini bisa direalisasikan dan Gerbang Tol Cikarang Utama tidak difungsikan,” katanya.
Menurut dia, pemindahan ini harus dilakukan karena keberadaan Gerbang Tol Cikarang Utama sudah tidak ideal dan mengkhawatirkan akibat pembangunan Tol Jakarta-Cikampek Elevated yang memakan lajur di Gerbang Tol Cikarang Utama.
Gardu operasi awalnya ada 31, kini hanya menyisakan 24 gardu sehingga tidak akan mampu menampung kendaraan pada arus mudik maupun balik. Gerbang Tol Cikarang Utama juga menjadi penyebab macet nya arus lalu lintas di gerbang tol itu pada jam-jam sibuk.
Ditambah lagi proyek Tol Jakarta-Cikampek Elevated di belakang gerbang keluar Cikarang Utama berdampak terjadinya penyempitan lajur (bottleneck) selepas transaksi pembayaran tol. Masalah lainnya kapasitas transaksi di Gerbang Tol Cikarang Utama saat ini tidak bisa ditingkatkan karena keterbatasan lahan.
Baca Juga: Gerbang Tol Cikarang Utama Dipindah, Jasa Marga: Sebelum Lebaran Sudah Bisa Transaksi
Sementara beban transaksi untuk arus lalu lintas menuju Tol Trans Jawa maupun Tol Purbaleunyi semakin menumpuk di Gerbang Tol Cikarang Utama.
“Dengan dipindah ke KM 70 dan 69 dapat memecah bebannya karena arah Tol Purbaleunyi bebannya mencapai 35% di Cikarang Utama,” ujar Raddy.
Relokasi Gerbang Tol Cikarang Utama ke KM 70 dan 69 otomatis mengubah sistem transaksi di ruas jalan Tol Jakarta-Cikampek menggunakan sistem transaksi terbuka seluruhnya. Itu bisa mengurangi frekuensi berhentinya kendaraan di gerbang tol yang tadinya dua kali menjadi satu kali. “Ini merupakan salah satu pemecah kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek,” ucapnya.