Kalah Saing, Victoria's Secret Tutup 53 Gerai

Koran SINDO, Jurnalis
Selasa 05 Maret 2019 11:56 WIB
Ilustrasi: Foto Koran Sindo
Share :

NEW YORK – Brand lingerie ternama dunia, Victoria’s Secret terus mengalami penurunan penjualan. Dalam waktu dekat Victoria’s Secret akan menutup 53 gerai dari 1.143 gerainya di seluruh dunia.

Akhir tahun lalu Victoria’s Secret juga sudah menutup 30 gerainya. Langkah ini terpaksa dilakukan karena mereka tidak sanggup melawan menjamurnya start-up lingerie dan perkembangan toko online yang mewabah.

Mereka juga tidak sanggup melawan ritel besar yang semakin inovatif dalam meluncurkan berbagai produk unggulannya. Perusahaan induk Victoria’s Secret, L Brands (LB), menyatakan, penjualan produk lingerie Victoria’s Secret mengalami penurunan 7% pada kuartal ke empat pada 2018. Selama ini LB memiliki brand seperti Bath and Body Works yang juga mengalami penurunan penjualan.

Perusahaan ritel lain, termasuk Walmart (WMT) dan Best Buy (BBY), justru mengalami performa yang menguat dalam beberapa bulan terakhir. Ini berbeda dengan Victoria’s Secret dan brand khusus remaja, PINK, justru harus berjuang keras.

Baca Juga: Gucci Rebut Gelar Merek Terpopuler di Dunia

Victoria’s Secret gagal beradaptasi dengan tuntutan konsumen untuk memproduksi bra yang custom dan fitted. Mereka juga kalah dalam perang iklan di media massa dan media sosial. Selain itu, tren marketing lingerie juga sudah berubah. Namun, Victoria’s Secret justru tetap menggunakan model selebritas ternama dan terus berusaha mendominasi industri tersebut dengan menghadirkan bra push-up.

Victoria’s Secret lebih bergantung pada promosi untuk menghadirkan konsumen ke toko mereka selama liburan. Perempuan lebih menginginkan diskon besar yang mengakibatkan margin keuntungan Victoria’s Secret semakin tipis.

“Victoria’s Secret lebih banyak mengandalkan promosi dibandingkan dengan apa yang kita inginkan dalam beberapa tahun terakhir,” kata CEO L Brands, Stuart Burgdoefer, dilansir CNN .

Kesulitan menggenjot penjualan pada musim liburan dan penutupan toko menjadi kerugian terbesar bagi Victoria’s Secret. Apalagi, CEO Victoria’s Secret mengundurkan diri pada November lalu. Pada Desember lalu, fashion show tahunan mereka menjadi pertunjukkan terburuk sepanjang sejarah. Tahun lalu Victoria’s Secret menutup 30 toko karena melemahnya daya beli masyarakat di pusat perbelanjaan.

L Brand mengungkapkan langkah Victoria’s Secret mengha dapi banyak tantangan. Apalagi, saham Vic toria’s Secret di Wall Street pada 2019 di prediksi mengalami penurunan terus menerus. Terbaru, saham mereka mengalami penurunan 7%. Itu menjadi penurunan paling parah dalam 40 tahun terakhir.

Baca Juga: Mendorong Pengembangan Merek Dalam Negeri

“Kita perlu melakukan penyegaran. Semuanya fokus pada bisnis,” ujar Burgdoefer berkomentar mengenai perubahan untuk meningkatkan performa Vic to ria’s Secret.

Saat ini Victoria’s Secret masih memiliki lebih dari 950 gerai di Amerika Serikat. “Segala yang ada di meja untuk dikaji dan di ubah. Fokusnya adalah memahami pelanggan dan membuat perubahan signifikan untuk penganekaragaman produk,” jelasnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya