Data China yang semakin lemah datang di tengah-tengah negosiasi intens berbulan-bulan antara Washington dan Beijing yang bertujuan mengakhiri sengketa perdagangan mereka.
Pada Rabu (6/3), AS melaporkan defisit perdagangan barangnya dengan China melonjak ke posisi tertinggi sepanjang tahun tahun lalu, menggarisbawahi salah satu poin penting yang melekat.
Data China pada Jumat menunjukkan surplusnya dengan Amerika Serikat menyempit menjadi USD14,72 miliar pada Februari dari USD27,3 miliar pada Januari, dan telah berjanji untuk membeli lebih banyak barang-barang AS, seperti produk pertanian sebagai bagian dari perundingan perdagangan.
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Rabu (6/3) bahwa pembicaraan perdagangan berjalan dengan baik dan meramalkan "kesepakatan yang baik" atau tidak ada kesepakatan antara dua ekonomi terbesar di dunia.
Trump menunda kenaikan tajam tarif AS yang dijadwalkan awal Maret karena perundingan berlangsung, tetapi baik Washington maupun Beijing tetap mempertahankan tarif-tarif sebelumnya.
Diplomat utama pemerintah China, Anggota Dewan Negara Wang Yi, mengatakan padai Jumat bahwa perundingan telah membuat kemajuan yang substansial, dan bahwa hubungan kedua negara tidak boleh turun ke konfrontasi.
Tetapi New York Times melaporkan bahwa para pejabat China curiga dengan pembicaraan yang berkelanjutan dan tidak ingin mengikat China untuk perubahan struktural dalam ekonominya.
(Dani Jumadil Akhir)