Neraca Perdagangan Februari Diprediksi Defisit USD800 Juta

Yohana Artha Uly, Jurnalis
Jum'at 15 Maret 2019 08:33 WIB
Pelabuhan. Foto: Shutterstock
Share :

Menurutnya, defisit yang terjadi tersebut karena Indonesia masih membutuhkan barang impor untuk memenuhi bahan baku dan barang modal yang akan dipakai untuk aktivitas produksi di dalam negeri. Kata dia, sekitar 90% bahan baku dan barang modal masih harus dilakukan impor.

"Kalau impor dilarang tak ada mesin (berproduksi), karena tak ada bahan baku maka tak ada produksi. Jadi kita masih butuh waktu kalau ingin transaksi berjalan bisa surplus," ujar dia.

Oleh sebab itu, Chatib menilai, pada tahun ini masih akan sulit untuk membuat transaksi berjalan Indonesia bisa di level 2,5% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Lantaran Indonesia masih akan menghadapi tantangan harga komoditas yang bergejolak, belum lagi adanya perang dagang antara Amerika Serikat dengan China.

"Jadi memang akan sangat tergantung dari apa yang terjadi sama China dan harga-harga komoditas, tidak mudah bicara defisit transaksi berjalan yang jauh lebih rendah," kata dia.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya