JAKARTA - Kini giliran Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Edi Sukmoro dan tim menjajal kemampuan Coradia iLint, kereta hidrogen pertama. Edi menumpangi kereta tersebut dengan rute Bremervӧrde dan Buxtehude dan melaju pada kecepatan 80 km/jam. Rute sepanjang 40 km di negara bagian Lower Saxony, Jerman ini ramai diisi oleh para commuters yang umumnya bekerja di Hamburg.
“Setiap hari ada dua kereta hidrogen yang beroperasi di rute Cuxhaven, Bremerhaven, Bremervӧrde, dan Buxtehude. Total jarak tempuhnya sekitar 100 km. Dengan kapasitas penumpang 150 orang, kereta ini normalnya berkecepatan 140 km/jam. Namun untuk rute Bremervӧrde – Buxtehude, kecepatan maksimal yang diperbolehkan hanya 80 km/jam,” kata Project Manager Coradia iLint Stefan Schrank yang menemani Delegasi KAI selama kunjungan dilansir dari keterangan resmi, Rabu (20/3/2019).
Coradia iLint dibangun oleh Alstom, perusahaan multinasional asal Perancis, dengan pembiayaan dari pemerintah Federal Jerman. Pembangunan kereta tersebut didukung oleh pemerintah negara bagian Lower Saxony, serta Eisenbahnen und Verkehrsbetriebe Elbe-Weser GmbH (EVB), selaku operator penyedia jasa transportasi kereta api di kota Bremervӧrde, Jerman. Sejak bulan September 2018 sampai dengan saat ini, Coradia iLint telah menempuh jarak sepanjang 65 ribu km atau 81 kali perjalanan Jakarta-Surabaya.
Baca Juga: KAI Berlakukan Tarif Khusus Sampai 80%
Lebih lanjut Stefan menjelaskan bahwa kereta hidrogen ini sangat ramah lingkungan. Kereta tersebut menggunakan elektrifikasi melalui proses kombinasi hidrogen dan oksigen sehingga emisi yang dikeluarkan adalah air. Bahan baku utama yang digunakan adalah Hidrogen yang berasal dari biomass ataupun sumber-sumber energi berkelanjutan seperti energi angin dan matahari.
“Nilai investasi kereta ini cukup kompetitif. Dari harga belinya memang kereta ini lebih mahal dari kereta diesel. Namun biaya pengoperasiannya cukup rendah karena tidak menggunakan grid listrik dan mesin diesel. Selain itu biaya maintenancenya pun murah. Sehingga bila dihitung secara total biaya investasi untuk kereta ini justru lebih murah,” kata Stefan.