Hasil Pantauan OJK: Sektor Jasa Keuangan Februari Terjaga

Koran SINDO, Jurnalis
Jum'at 29 Maret 2019 09:59 WIB
OJK. Foto: Okezone
Share :

JAKARTA - Rapat Dewan Komisioner (RDK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas dan likuiditas sektor jasa keuangan dalam kondisi terjaga. Kinerja intermediasi dan profil risiko lembaga jasa keuangan stabil pada Februari 2019. Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik OJK Anto Prabowo mengatakan, sentimen global yang memengaruhi kondisi tersebut antara lain, pelambatan perekonomian global diikuti kebijakan moneter negara-negara utama yang lebih longgar (dovish).

Indikator perekonomian Amerika Serikat (AS), Eropa, Jepang, dan China cenderung berada di bawah ekspektasi serta mendorong penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2019.

“Perkembangan tersebut mendorong The Fed memutuskan untuk tidak menaikkan Federal Funds Rate (FFR) pada tahun 2019 dan menghentikan program normalisasi neraca mulai September 2019,” ujarnya di Jakarta, kemarin.

Baca Juga: Ada Program Simplifikasi, Buka Rekening Efek Tak Sampai 30 Menit

Bank Sentral Eropa dan Jepang juga tetap mempertahankan suku bunga kebijakan 2019 serta berkomitmen menyediakan likuiditas yang dibutuhkan pasar. Pemerintah China juga berencana memberikan insentif moneter dengan pelonggaran suku bunga dan rasio giro wajib minimum (GWM) serta insentif fiskal dengan menurunkan tarif pajak.

Menurut dia, kondisi tersebut mendorong berlanjutnya inflow ke emerging markets, termasuk Indonesia khususnya di pasar surat utang dan meningkatkan likuiditas di pasar keuangan. Sejalan dengan perkembangan likuiditas dan tren global, Bank Indonesia memutuskan mempertahankan suku bunga kebijakannya.

Selain itu, perkembangan di pasar keuangan global, pasar saham, dan nilai tukar rupiah pada Februari melemah tipis masing-masing sebesar 1,37% dan 0,64% dibandingkan bulan lalu, dengan investor nonresident membukukan net sell di pasar saham sebesar Rp3,4 triliun.

 

Namun demikian, secara year to date Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih meningkat sebesar 4,02% dengan investor non-resident membukukan net buy sebesar Rp10,5 triliun. Secara sektoral, kata dia, kontributor terbesar penurunan IHSG pada Februari berasal dari sektor aneka industri dan pertanian.

Untuk itu, pasar Surat Berharga Negara (SBN) menguat dengan yield rata-rata pada Februari turun 26,7 basis point (bps). Investor di pasar SBN tercatat membukukan net buy sebesar Rp32,8 triliun. Pada Februari, kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan meneruskan tren perbaikan.

Pertumbuhan kredit perbankan melanjutkan tren peningkatan dan pada bulan Februari tercatat tumbuh sebesar 12,13% di bandingkan tahun lalu (year on year/YoY).

(Kunthi Fahmar Sandy)

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya