Sementara itu, Presiden Direktur PT Kreasi Mandiri Wintor Indonesia (KMWI) Reza Treistanto mengakui, bahwa sudah ada minat dari negara lain soal mobil desa ini. Namun, dirinya masih enggan mengungkapkan lebih detail negara mana yang berminat tersebut.
"Rencana ekspor nanti ya, Senin ada MoU. Asia Tenggara ada, tapi nanti lah, kalau sudah resmi ada di katalog elektronik atau e-catalogue kami," ujarnya.
Terkait produksi, saat ini KMWI memiliki kapasitas produksi sebanyak 3.000 unit per tahun. Untuk akhir Maret sudah diproduksi sebanyak 2.000 unit.
"Komersialisasi akhir bulan, kelihatannya target bukan per orang untuk saat ini. Kita sasar supaya setiap desa punya AMMDes dulu, kemudian BUMDes dan asosiasi. Ketika desa punya, masyarakat akan lihat fungsinya, sehingga diharapkan bisa mengikuti nantinya," tuturnya.
Dia optimis produknya ini sangat potensial, apalagi di Indonesia ada 74.000 desa. Katakan baru 30% desa yang sudah memiliki infrastruktur yang memadi, sisanya masih membutuhkan bantuan salah satunya AMMDes.
Oleh karena itu, Anak usaha PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) menargetkan akan meningkatkan kapasitas terpasangnya menjadi 12 ribu unit per tahun di 2020.
"Sebetulnya value AMMDes untuk desa yang belum ada infrastruktur bagus selalu. Karena kalau sudah ada jalannya, pasti lebih pilih beli mobil pick up. Tapi jalan infrastruktur belum bagus, berbukit value kita tinggi," ujarnya.
(Feby Novalius)