Dia menegaskan, Garuda Indonesia tidak lagi menggunakannya melainkan menerapkan pengoperasikan pesawat sesuai dengan permintaan penumpang.
Dia mencontohkan, pada saat low season minat menuju Surabaya hanya 10 penerbangan, dari season sebelumnya 30 penerbangan. Maka lakukan 10 kali saja, jangan paksakan untuk terus mengudara.
Dampak dari hal ini juga dapat menghemat penggunaan bahan bakar. Sebab pada periode Januari hingga Maret lalu, harga bahan bakar dunia tengah naik.
"Apalagi bahan bakar dunia sat ini sedang naik 11%. Tapi setelah menerapkan pola ini kita bisa menghemat 20%. Intinya, jangan paksakan terbang terus menerus, melihat atau menyesuaikan dengan permintaan konsumen," ucapnya.
Baca Juga: Garuda Indonesia Rombak Direksi dan Komisaris, Berikut Susunannya